Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Basreng: Renyahnya Camilan, Dalamnya Makna

19 Juni 2025   09:13 Diperbarui: 19 Juni 2025   09:13 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Basreng. Sumber:Dok Pribadi

Basreng: Renyahnya Camilan, Dalamnya Makna

Pagi ini, temanku Mbak Evi, membagikan camilan "sejuta umat" yaitu Basreng untuk menemani tugas kami sebagai verifikator dan operator SPMB. Jujur saja, saya pribadi bukan penggemar berat basreng. Bukan karena rasanya yang tak enak, tapi lebih karena level pedasnya yang sering membuat perut saya ‘protes’. Meski begitu, ada hal menarik yang membuat saya tetap penasaran membahas camilan satu ini. 

Basreng, menurut saya adalah salah satu ikon kuliner yang tak bisa diabaikan- unik, digemari banyak orang, dan penuh cerita di balik kerenyahannya.

Basreng- atau bakso goreng- mungkin terdengar sederhana: bakso yang diiris, digoreng, dibumbui, lalu disantap. Tapi siapa sangka, di balik kriuk dan pedasnya, ada cerita yang lebih dari sekadar camilan murah meriah. Basreng bukan hanya makanan, ia adalah simbol dari kesenangan spontan, ketangguhan, dan adaptasi rasa masyarakat Indonesia.

Kenikmatan yang Bikin Nagih

Bayangkan saat sore hari, gerimis turun perlahan, kamu duduk bersama teman atau keluarga, satu tangan memegang teh hangat atau kopi, tangan lain mengais bungkus basreng yang baru dibeli. Suara kriuk yang renyah mengisi jeda percakapan. 

Jadi, Basreng bukan cuma camilan—ia menjadi bagian dari ritual kebersamaan. Murah, praktis, tapi bikin semua orang betah.

Basreng Rasa Pedas. Sumber Dok. Pribadi
Basreng Rasa Pedas. Sumber Dok. Pribadi

Dalam generasi ngemil yang butuh rasa dan sensasi, Basreng menjadi Bintang. Sesuai pilihannya, basreng tersedia beraneka rasa, mulai dari versi original, balado, keju, sampai super pedas level ‘merinding’, basreng memberi kebebasan kepada lidah untuk memilih dan menantang diri.

“Basreng tuh ibarat teman lama yang selalu bisa bikin nyaman. Apalagi pas kerja lembur. ”
—Ayu Gita- Operator 7 SPMB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun