Di era digital seperti sekarang, bahasa berkembang begitu cepat, terutama di kalangan Gen Z. Salah satu istilah yang belakangan ini menjadi tren adalah "delulu."Â
Berasal dari kata "delusional," istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki keyakinan atau harapan yang tidak realistis, biasanya dalam konteks cinta, kehidupan, atau bahkan karier.
Fenomena ini menarik untuk dibahas karena mencerminkan bagaimana generasi muda memahami dan merespons kenyataan dalam kehidupan mereka.
Delulu sering kali digunakan dalam konteks fangirling atau fanboying. Misalnya, seseorang yang terlalu percaya bahwa idolanya bisa jatuh cinta padanya hanya karena mereka pernah bertatapan di konser dianggap "delulu."Â
Di sisi lain, istilah ini juga dipakai untuk menggambarkan seseorang yang yakin bahwa gebetannya diam-diam menyukainya, meskipun tidak ada tanda-tanda jelas yang mendukung hal itu.Â
Dalam beberapa kasus, delulu bisa memberikan kebahagiaan kecil—semacam escapism yang membuat seseorang merasa lebih bersemangat.
Namun, delulu tidak selalu berkonotasi negatif. Kadang-kadang, berpikir delusional dalam kadar tertentu bisa menjadi bentuk motivasi.Â
Contohnya, seseorang yang sangat yakin bahwa suatu hari ia akan menjadi bintang terkenal mungkin akan lebih gigih dalam mengejar mimpinya, meskipun awalnya terlihat mustahil.Â
Keyakinan yang kuat, meskipun dianggap tidak realistis oleh orang lain, sering kali menjadi bahan bakar utama bagi kesuksesan.Â
Banyak tokoh besar dalam sejarah yang mungkin pernah dianggap delulu sebelum akhirnya membuktikan diri mereka.
Meski begitu, ada batasan yang perlu diperhatikan. Ketika seseorang terlalu larut dalam delulu hingga mengabaikan kenyataan, ini bisa menjadi masalah.Â