Dan agar pembaca bisa ikut hanyut pada suasananya, inilah video dokumentasinya : https://www.tiktok.com/@japanchannelofficial/video/7507956817855646994
Saat matahari mulai makin turun menuju peraduannya di ufuk barat, saya kembali ke mobil , tetapi sebuah info bahwa masih ada satu lokasi paling utara di Jepang yang masih belum saya datangi ketika itu dan itu seolah mencengkeram kaki saya untuk tidak buru-buru menginjak pedal gas . Akhirnya saya ikuti kata hati ini menuju SMP (Sekolah Menengah Pertama) negeri paling utara di Jepang , yaitu Wakkanai Municipal Sya Junior High School (), yang berada tepat sekitar 5km barat daya dari Tanjung Sya dengan  lokasi di koordinat sekitar 452940.5Lintang Utara , 1415254.7Bujur Timur benar-benar menjadikannya sebagai SMP yang paling utara di Jepang di bawah pengelolaan publik di kota Wakkanai, Prefektur Hokkaido, dengan status sebagai SMP negeri () .
Sungguh saya amat bersyukur bisa berkunjung ke Wakkanai Municipal Sya Junior High School , sekolah negeri paling utara di negeri ini. Di sana meski sekilas saya melihat anak-anak belajar bukan hanya dari buku, tapi juga dari alam yang keras -angin Laut Okhotsk, dingin utara, dan kearifan lokal nelayan yang turun-temurun. Setiap hari mereka menimba ilmu tentang laut: mengenal udang, kerang, sotong, dan cara mengolahnya. Pendidikan di sini bukan sekadar teori, melainkan kehidupan dan alam itu sendiri yang menjadi guru sejati. Sekolah ini tampaknya bukan sekadar tempat belajar. Dari sekolah ini saya melihat sebuah simbol keteguhan manusia yang tumbuh di batas dunia, di mana alam keras justru melahirkan ketangguhan dan harapan yang sempat terdokumentasikan pada foto berikut ini :
Perjalanan hari itu jauh lebih dari sekadar mengisi waktu kosong. Bisa jadi itu nanti menjadi warisan catatan kecil perjalanan menembus batas, menghirup kesunyian alam ujung negeri Sakura , menjejak ujung bumi matahari terbit, dan menemukan makna silaturahmi sesama anak Nusantara di titik paling utara Negeri Matahari Terbit. Tepat pukul 22.55 JST, satu jam menjelang keberangkatan kapal, saya telah tiba dengan selamat di halaman terminal setelah hampir 6 jam menyusuri Route Nasional Nomor 40 lanjut ke Jalan Tol Route E5. (cTun.)
*) Penulis adalah Pensiunan PNS Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan yang sejak 2020 melanjutkan hidup dan kehidupan dengan berkarir profesional sebagai engineering leader di Jepang . Peraih beasiswa Honor Monbukagakusho (2015-2017) dan Beasiswa Yamaguchi University Scholarship (2017-2018) juga pernah tercatat sebagai dosen tetap pada INI Dalwa Bangil Pasuruan , dosen tamu pada Fakultas Hukum - Universitas Wijaya Putra Surabaya. Meraih gelar M.Eng dari Saga University Jepang (2004-2006) serta gelar Ph.D. nya dari Yamaguchi University yang diraih hanya dalam 2,5 tahun (Oktober 2015- Maret 2018). Berpengalaman memadukan hukum, teknologi, dan manajemen lintas negara. Berkarir di lingkungan internasional, khususnya Indonesia-Jepang, dengan fokus pada kolaborasi strategis, regulasi bisnis global, serta integrasi teknologi dalam pengambilan keputusan.
Terbuka untuk peluang baru yang menantang di bidang global business, legal compliance, dan teknologi inovatif.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI