Mohon tunggu...
Edna P. Boentoro
Edna P. Boentoro Mohon Tunggu... Penulis - Sekedar berbagi pengalaman, hikmat, dan nostalgia

Penulis adalah seorang ibu rumah tangga yang lahir dan dibesarkan di kota Bogor - kini berdomisili di Amrik hidup bersama suami dan kedua anak tercinta . Gemar baca,nulis, musik, photography dan kuliner. Guru bahasa Inggris dan mantan pramugari.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Serial Nyi Iteung: Jadi Klining Serpis di Negri Paman Sam

12 Mei 2012   01:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:25 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

JADI KLINING SERPIS di Negeri Paman Sam
Hitung-hitung buat modal beli kutang, di tahun 2003 saya pernah melamar menjadi babu seksi di negeri Paman Sam. Tepatnya, babu seksi bersih-bersih. Dengan bermodalkan sebuah greencard yang diperoleh dari sang dewi fortuna, yang saya peroleh dari memenangkan lotre imigran tahunan yang diadakan pemerintah AS, saya meninggalkan abah, ambu dan sanak saudara, dengan menguatkan iman dan hati untuk berangkat ke AS dengan tekad memperbaiki nasib keluarga.

Tangisan selamat jalan berkumandang mengantar kepergian saya di kampung juga di bandara.
"Hati-hati yah, Nak" kata ambu. Hiksss...
Saya tidak kuasa menahan tangis didalam pelukan ambu.
"Jangan lupa sembayang" sambungnya

Lalu si abah teh menimpali,
" Sukur - sukur atuh kalo dapat jodoh" Saya cuma tersenyum pada abah, namun hati ini pilu kudu berpisah dengan keluarga dan negara tercinta. Keberangkatan saya pun dimodali dengan bantuan keluarga sana-sini yang akhirnya cukup membiayai sandang pangan papan -- yang diharapkan cukup hingga saya mendapat pekerjaan kelak.

Bermodalkan ijazah SMU di tangan, sepotong keberanian untuk maju, serta segenggam iman pada Gusti Allah, akhirnya tibalah saya di pulau Oahu,Hawaii, salah satu negara bagian AS. Kebetulan saya punya seorang sahabat pena disana yang baik membantu saya. Namun, begitu sampai, saya tetap menggigil ketakutan. Maklum, saya pan baru pernah jadi imigran Amerika.Rasanya seperti mimpi. Antara kalut dan gembira.

Hawaii, mengingatkan saya pada Indonesia.
Kebanyakan orang tersenyum ramah. Dan penduduknya datang dari berbagai heritage/ keturunan membaur disana- sini. Namun yang terbanyak adalah dari Asia. Wah...terlalu banyak yang masih harus saya pelajari mengenai Hawaii, namun perut telah keroncongan minta diisi nasi.Dinegara manapun sama. Untuk makan, harus bekerja. Untuk mendapat pekerjaan, harus mencari...!

Modal ijazah SMU dan kemampuan bahasa inggris ini cuma cukup untuk mengerjakan pekerjaan kasar seperti nyuci piring, jadi pelayan di restoran, buruh pabrik. Belum lagi bersaing dengan pelamar lain. Hampir sama deh dengan di Indonesia.
Sulit mencari pekerjaan. Semenjak peristiwa 9/11 , Hawaii pun ikut kebagian krisis PHK.


Nah, ada satu lowongan pekerjaan disurat kabar pagi itu "Dicari tenaga klining serpis"
atau "cleaning service" kalau ditulis dalam bahasa Inggris. Kebetulan letaknya satu lokasi
dengan tempat saya tinggal. Dengan modal nekad saya menelfon. Tangan rada ngegeter. Ternyata dijawab oleh seorang wanita berlogat kebangsaan Inggris. Suaranya mengingatkan saya pada film berjudul "Mrs.Doubtfire"
seorang wanita Inggris lanjut usia yang lemah lembut, namun tegas. Setelah
berbicara singkat di telfon, beliau meminta saya untuk datang ke rumahnya untuk interview!

Betapa sulitnya mencari rumah Mrs. Patterson, begitu nama wanita tua pemilik bisnis
cleaning service tersebut. Berhubung saya tidak punya mobil, kemana-mana harus pakai bis. Turun dari bis, saya mencari alamatnya berjalan kaki untuk masuk ke dalam kompleks perumahan .

Jalanan sepi sekali. Hanya beberapa mobil penghuni rumah lewat. Matahari menyengat kulit. Bagai disengat tawon saking panasnya!
Kebetulan saat itu musim panas! Adaowww...ya ampun.
Lupa make krim-kriman. Kulit saya terbakar.
Belum lagi keringat membasahi kemeja saya antara nervous dan kepanasan.

Astaga...dimana ini teh rumah Ny. Patterson. Janji jam 10 pagi. Sekarang sudah jam 10 lewat 45 menit. Teruus saja saya kuralang -kuriling nyari itu nomor rumah.
Bagaimana nih!? Baru interview saya sudah terlambat. Saya amat gelisah dan putus harapan. Usaha pencarian rumahnya dengan berjalan mengitari kompleks tersebut kira-kira sampai 45 menit.

Lupa sarapan, perut lapar, saya berjalan terus, dan akhirnya bertemu seorang pria
penyapu jalan. Ia tersenyum lebar dan baiknya bersedia membantu saya mencarikan alamat tersebut. Akhirnya! Dapat juga! Antara lega, dan ketakutan waktu sampe sana.
Rumah Mrs. Patterson ternyata rumah biasa. Bukan ruko.Atau kantor. Ternyata ini bisnis rumahan yang dikelola oleh keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun