Mohon tunggu...
Pamuji utomo
Pamuji utomo Mohon Tunggu... Wiraswasta - jelata dari kampung sebelah

Tulisan Penakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alumni Lulusan Hati dan perasaan

18 September 2020   00:45 Diperbarui: 18 September 2020   01:01 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/AVZRjYjrNxxGdpne7

Ketika rasa masih tumbuh dan ketika takdir tak menyatu, aku memikirkan hal tentangmu yang amat sangat tabu , tapi lain hati yang engan pergi menghilang dari perasaan yang halu , aku terus terus dan terus memperhatikanmu mengejekmu mengajakmu untuk terus bisa tertawa bersamaku.

Bukan maksud apa atau apa tapi perasaan ini yang tak lagi bisa berdusta, aku dan kamu dulu menjadi kita dulu mungkin itu  dulu , entah sekarang terlalu mustahil untuk ku sematkan kata kita.

 Ingatkah engkau ketika ayunan tangan mengarah kerambutmu belaian tanganku terus mengusap rambutmu ucapan hayalan sering kita bayangkan tetang bagaimana kedepan yang ahkirnya berending tak karuhuan.

Mungkin sekarang hati tak lagi ada pada sosok pasangan yang telah di takdirkan melainkan hati berada pada kamu yang sekarang masih ada pada ingatan.

Sering kita jalan sembari mampir di cafe langanan dengan minuman andalan dan cemilan kesukaan kau sering pesankan tanpa bertanya kau sudah hafal , kita duduk berbincang tertawa meski kadang ketika sering salah paham.

Aku tak mengerti kenapa perasaan ini masih melekat di hati kecil susah sekali meski sebentar lagi aku akad dengan wanita lain.

Bagaimana ini?? susah sekali melupakan senyumu yang sering kali terbayang dalam angan , kamu ingat ketika kita ketemu di cafe yang baru saja kita berdua kujungi yang kebutulan dengan dengan dua teman yang menemani, serasa hati ini mengagap kalau kita sedang baik baik saja dan sekaan tanpa ada rasa kalau dulu sempat menyatakan berpisah.

Kamu tetap jadi kamu yang tak lagi bisa ku ucapkan kita , karena takdir memang berkata bahwa kita tak bisa menjadi kita hanyalah sebuah cerita yang mungkin esok akan jadi usang tapi tetap ku kenang untukmu marantikaku. :-*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun