Sementara itu ada yang disebut low politics atau low diplomacy dapat dilakukan oleh Pemda dan aktor non-negara yang lain seperti kerjasama antar komunitas agama, kebudayaan, dunia pendidikan, ketrampilan dan profesionalitas lainnya.
Yang tersebut terakhir boleh disebut juga people to people diplomacy  dan  diplomasi budaya atau cultural diplomacy. Itulah sebabnya Kota Padang di zaman Syahrul Udjud wali kota terjalin hubungan  sister city (Kota Kembar) antara Kota Padang dengan Kota Hildesheim, Jerman.
Pernah pula ada sister city antara Kota Bukittinggi dengan Kota Seremban Negeri Sembilan Malaysia. Di masa yang sama pernah kerjasama  erat antara Sumbar dengan Negeri Sembilan karena sebagaimana dimaklumi ada  kesamaan orang  Melayu berbasis Minangkabau.
Di masa Zuiyen Rais Wali Kota tahun1996 ada friendship city antara Kota Padang dengan Fremantle, Austalia Barat. Pada kunjungan saya dan isteri ke Perth pekan pertama dan kedua November 2016, diketahui Wako Padang waktu itu Mahyeldi Ansharullah dan Tim berkunjung dan memperkuat hubungan itu.Â
Kemudian kedua kota pada 3 Mei 2017 memperkuat dengan penanda tanganan Surat Pernyataan Kehendak (LoI) oleh Wako Padang Mahyeldi dan Wako Fremantle Bradd Pettit.
LoI sister city di atas tadi disahkan di depan 250 peserta yang menghadiri seminar dan rapat kerja III Forum Pemerintahan Daerah Negara-Negara Samudera Hindia (IOLGF) Indonesia di kota Padang.
Semua program provinsi dan kota kembar di dunia di atas tadi maksudnya  tentu untuk tujuan dagang, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain yang relevan untuk meningkatkan kesejahteraan, keamanan  dan kedamaian dunia. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI