Masa orientasi murid baru atau lebih dikenal dengan MPLS masih menjadi tradisi di dunia pendidikan kita.Masa tersebut lebih akrab diikuti oleh murid baru sebagai bentuk orientasi atau tahapan adaptasi di sekolah yang baru.
Dulu MPLS identik dengan pernak pernik yang kadang membebani murid baru.Sehingga pemerintah wanti-wanti ke satuan pendidikan aggar tidak melakukan MPLS yang membebani teesebut.MPLS diharapkan lebih humanis dan ceria.
Meski demikian MPLS selalu saja menyisakan berbagai kejadian.Banyak kejadian positid sebenarnya yang bisa dipetik dari MPLS.Tapi kita juga tidak menampik bahwa kesan negatud selalu ada.
Sebagai bentuk antisipasi MPLS 2025 pemerintah melalui kemendikdasmen mengeluarkan buku panduan MPLS.Kita tunggu saja aksi nyata di lapangan.Apakah sesuai panduan atau masih jamak dengan berbagai kegiatan yang terkesan baik tapi justru tidak mengedukasi?
Pelaksanaan MPLS diperlukan sinergitas semua pihak termasuk pemantauan dan evaluasi harian guna memastikan MPLS berjalan baik.Bukan hanya itu saja,MPLS kali ini diharapkan juga dapat menjadi masa transisi 7 kebiasaan anak Indonesia hebat dan menanamkan 8 dimensi profil lulusan.
MPLS kali ini juga bisa lebih bermakna dan mampu menumbuhkan kwsasaran murid dan menggembirakan.Hal itu sesuai dengan prinsip pembelajaran mendalam.
Selain itu juga perlu dibuka jalur komunikasi aktif bagi orangtua murid dan masyarakat.Sekolah perlu membentuk tim monev agar MPLS berjalan dengan baik.
Mari jadikan MPLS sebagai ajang orientasi dan transisi memanusiakan manusia.Menjadikan murid sebagai subjek pembelajaran yang berkesadaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI