Mohon tunggu...
Gian Darma
Gian Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

seorang yang suka seni dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita dan Imun Ampuh bagi Bangsa

2 September 2020   14:14 Diperbarui: 2 September 2020   14:14 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu penulis menemukan hasil penelitian seorang mahasiswa pasca sarjana soal sikap organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap Pancasila sebagai Ideologi bangsa. Penelitian itu berlokasi di Lampung dengan responden cenderung sedikit yaitu 25 orang.

Sedikitnya sampel yang diambil penelitian itu mungkin bukan masalah penting. Terpenting adalah hasilnya bisa disimpulkan bahwa sebagian besar angota HTI memang tidak mendukung Pancasila. Dengan rincian hasil sebagai berikut . Pertama sikap HTI terhadap Pancasila sebagai landasan berfikir  bangsa Indonesia dapat dikatagorikan tidak mendukung dengan prosentase 88 %. Kedua, sikao HTO terhadap Pancasila sebagai landasan bersikap dan berperilaku juga mendapat prosentase yang sama. Dan sikap HTI terhadap Pancasila sebagai penjamin dan pemersatu umat beragama dikatagorkan sebagai tidak mendukung.

Para responden mengaku bahwa mengenal organisasi HTI dari jalur pendidikan, yaitu ketika mereka masuk ke perguruan tinggi. Di sanalah mereka rupanya terpapar virus radikalisme. Beberapa penelitian lain di Jakarta memang mengindikasikan bahwa pelajar atau mahasiswa yang saat kuliah atau sekolah menengah mengikuti ekstra kulikuler kerohanian Islam (rohis) umumnya memiliki pemahaman yang tidak seharusnya sebagai warga negara Indonesia, khususnya sebagai pelajar dan mahasiswa Indonesia.  Kita lihat pelaku bom Surabaya adalah orang yang secara sosial ekonomi mapan, tapi sang bapak rupanya membawa virus radikalisme di tengah keluarga. Virus itu ternyata dimilikinya ketika dia masuk ke perguruan tinggi dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.

Mereka umumya diperkenalkan dengan ideologi transnasional yang dianggap ideal oleh mereka terlebih ideologi itu berbasiskan agama. Kondisi ini menjadikan seakan agama mendukung ideologi transnasional itu.

 Karena itu sebenarnya pemahaman soal Pancasila harusnya diperkuat agar dapat dipahami secara luas , tidak sempit. Pemahaman Pancasila penting karena merupakan eksplorasi akar kita sebagai bangsa yang beragam; ada suku Madura, Jawa, Batak, Bugis, Manado, beberapa suku di NTT  dan Papua dan lain sebagainya. Bangsa kita juga punya perbedaan bahasa, keyakinan, agama dan lain sebagainya.

Jika kita benar-benar paham Pancasila dan semua konteks kebangsaan maka insyaalah kita bisa melangkah -- tidak saja dengan tegap namun juga ringan, menuju cita-cita bersama, mengalahkan fanatisme, radikalisme, dan segala macam hambatan bangsa.

Ibarat obat, Pancasila adalah imun ampuh melawan virus radikalisme

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun