Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Kolumnis Independen

Quod Scripsi, Scripsi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BUMN Bayar Bintang Global: Jika Sistem Busuk, Lionel Messi pun Akan Frustrasi

18 Oktober 2025   00:25 Diperbarui: 18 Oktober 2025   00:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto izinkan Warga Negara Asing (WNA) atau ekspatriat memimpin BUMN. Foto: KOMPAS TV

Kabar bahwa Warga Negara Asing (WNA) kini semakin terbuka jalannya untuk menduduki kursi direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memunculkan dua reaksi ekstrem: optimisme terhadap profesionalisme global, dan kekhawatiran terhadap kedaulatan ekonomi nasional.

Pemerintah berargumen bahwa ekspatriat membawa keahlian, jaringan, dan standar kelas dunia untuk menyelamatkan BUMN yang tengah sakit; ibarat klub sepak bola yang merekrut pemain bintang atau menaturalisasi talenta asing demi kebangkitan instan.

Namun, di balik paket kompensasi fantastis yang harus dibayarkan (harga yang setara untuk bersaing di pasar talent global) terselip pertanyaan mendasar: apakah BUMN benar-benar hanya membutuhkan "pemain" yang hebat, atau sebenarnya membutuhkan "lapangan" yang sehat?

Analogi yang Menyakitkan: Bintang Mahal di Tim yang Rapuh

Dunia olahraga memberi kita pelajaran yang relevan.
Naturalisasi pemain sepak bola dilakukan dengan harapan instan: menghadirkan keterampilan dan mentalitas juara yang diharapkan menular kepada tim nasional. 

Kita rela membayar mahal demi nama besar dan potensi kemenangan cepat. Namun, faktanya, kehebatan individu tidak pernah menjamin keberhasilan kolektif.

Kelemahan tim sering kali bukan karena kualitas pemain, tetapi karena sistem yang rapuh: federasi yang tidak konsisten, pelatih yang sering berganti, dan infrastruktur liga yang buruk. Tanpa ekosistem yang mendukung, bakat sehebat apa pun akan mandek.

Bayangkan Lionel Messi bermain di tim dengan federasi yang dipenuhi intervensi politik, strategi yang berubah setiap triwulan, dan birokrasi yang mengekang inovasi. Ia bukan hanya gagal bersinar, tetapi juga frustrasi.

Begitulah nasib yang menanti direksi asing di BUMN, pemain kelas dunia yang dipaksa bermain di lapangan penuh ranjau sistemik.

WNA: Plester Mahal untuk Luka Kronis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun