Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pemerhati Pendidikan dan Pegiat Literasi Politik Domestik

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maluku Utara: Dari Sunyi ke Sorotan Dunia

1 Oktober 2025   06:15 Diperbarui: 30 September 2025   23:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase gambar: Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda dan Peta Provinsi Maluku Utara | Sumber: Jawa Pos dan Ayo Bandung

Jalan ke Depan: Diversifikasi dan Kualitas SDM
Untuk memanen hasil dari "Ledakan Nikel" ini secara berkelanjutan, Maluku Utara harus melihat melampaui tambang.

Diversifikasi ekonomi harus menjadi agenda utama. Provinsi ini memiliki potensi besar di sektor maritim, termasuk Ekonomi Biru (perikanan) dan Pariwisata Bahari yang belum tergarap maksimal. Pendapatan dari nikel harus diinvestasikan untuk mengembangkan sektor-sektor ini agar ekonomi memiliki bantalan jika harga nikel anjlok.

Yang tak kalah penting adalah investasi pada Sumber Daya Manusia (SDM). Kunci kemakmuran sejati adalah ketika masyarakat lokal memiliki keterampilan untuk mengisi posisi-posisi teknis dan manajerial di pabrik-pabrik pengolahan tersebut.

Control room PT Halmahera Jaya Feronikel (HPAL) di Pulau Obi | Sumber: HARITA via KOMPAS.com
Control room PT Halmahera Jaya Feronikel (HPAL) di Pulau Obi | Sumber: HARITA via KOMPAS.com

Ini akan memastikan bahwa manfaat ekonomi tertinggi tidak hanya dinikmati oleh investor asing atau pekerja skilled dari luar, tetapi juga oleh penduduk asli.

Maluku Utara: Antara Janji dan Risiko
Cerita Maluku Utara adalah cerita tentang peluang dan risiko yang ekstrem. Provinsi ini telah menunjukkan kepada dunia bagaimana kebijakan hilirisasi dapat mendorong pertumbuhan eksponensial. 

Tantangan selanjutnya, yang jauh lebih kompleks, adalah bagaimana mengubah pertumbuhan yang didorong oleh smelter menjadi pembangunan yang inklusif, merata, dan ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat kepulauan.

Ekonomi 32% mungkin terdengar seperti keajaiban, tapi keajaiban itu hanya akan berarti jika dapat mengubah kehidupan orang banyak, bukan hanya grafik pertumbuhan.

Maluku Utara sedang berdiri di persimpangan sejarah: apakah akan dikenang sebagai cerita sukses tentang bagaimana sebuah daerah terpencil bangkit menjadi pusat pembangunan berkelanjutan, atau sekadar kilatan singkat dari sebuah ledakan komoditas yang cepat padam?

Keputusan-keputusan hari ini (tentang bagaimana mengelola nikel, menjaga lingkungan, mendidik generasi muda, dan membagi hasil secara adil) akan menentukan jawabannya.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun