Ketika Ukuran Kasur Membesar, tapi Ruang Hati Menciut
Selamat datang di babak lanjut pernikahan:
Kasur sudah king size, AC sudah dingin, sprei sudah 800 thread count, bantalnya empuk dan jumlahnya banyak. Tapi yang tidur di atasnya?
Dua orang yang saling membelakangi, diam, dan sibuk menyusun argumen dalam hati.
Bukan karena sudah tak cinta.
Tapi karena ada emosi tak selesai dan kata-kata yang disimpan rapat, sejak rebutan remote semalam.
Semakin Besar Kasur, Semakin Luas Jarak
Dulu, saat masih tidur di kasur sempit kontrakan, kalian saling rebutan selimut sambil tertawa.
Sekarang, dengan kasur selebar lapangan bulu tangkis, kalian justru saling jaga wilayah seperti dua negara dengan konflik diplomatik.
Ada garis demarkasi imajiner di tengah ranjang.
Kalau kaki menyentuh sedikit saja, langsung ditarik dengan suara gesekan sprei penuh dendam.
Bertengkar Karena Hal Kecil, Diam Karena Gengsi Besar
Masalahnya sepele:
Tempat odol dipencet dari tengah,
Wastafel penuh rambut,
Roti sisa gak ditutup rapat, dan
Lupa balas chat siang tadi.
Tapi efeknya seperti domino.
Malam itu sunyi.
Bukan sunyi romantis. Tapi sunyi yang berisi nada sindiran tak terucap.
Kasur terasa luas, tapi hati penuh sesak.
Dan ironisnya, tak satu pun dari kalian yang tidur nyenyak.
Tidur Bersama, tapi Sendirian
Secara teknis kalian satu tempat tidur.
Secara emosional, sudah seperti dua orang kos beda lantai.
Masing-masing sibuk dengan layar ponsel, scroll sampai mata pedih, pura-pura sibuk supaya gak perlu ngomong duluan.
Lalu akhirnya tidur.
Dengan dada penuh sisa kekesalan yang dibiarkan mengendap, malam demi malam.
Kita Tak Kekurangan Ruang, Kita Kekurangan Rasa
Rumah makin besar.
Kamar makin mewah.
Tapi hubungan tak diukur dari luas bangunan, melainkan lebar komunikasi.
Banyak pasangan berpikir, "Nanti juga baikan sendiri."
Padahal masalah yang tidak dibahas akan jadi benih sunyi yang tumbuh jadi tembok setebal tembok rumah elite.
Kadang yang Dibutuhkan Bukan Kasur Baru, tapi Obrolan Lama
Cinta bukan soal ukuran tempat tidur. Tapi seberapa nyaman kita bisa tidur dalam satu hati yang sama.
Jadi malam ini, sebelum kamu membelakangi lagi pasanganmu yang sama-sama sedang diam-diam tersinggung...
Tarik selimut pelan-pelan.
Genggam tangannya.
Dan katakan,
"Maaf ya, tadi siang aku lebay banget. Odolnya gak salah. Aku aja yang kelelahan."
Karena dalam rumah tangga, kadang minta maaf itu lebih manjur daripada sprei mahal dan kasur orthopedic.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI