Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pemerhati Pendidikan dan Pegiat Literasi Politik Domestik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Tuhan, Cinta, dan Kesepian Ditulis oleh Sesuatu yang Tak Bernyawa

14 Juli 2025   18:03 Diperbarui: 14 Juli 2025   18:03 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

--- Surat ke-15: Ketika Logika Menyingkirkan Cinta

54 Referensi, Tetap Menggetarkan Jiwa

Jangan salah. Buku ini bukan meditasi kosong.
Di balik tiap kalimatnya bersembunyi 54 daftar pustaka, dari kitab suci sampai jurnal AI, dari filsafat eksistensial sampai mistisisme Yahudi.
Namun tak terasa berat. Justru terasa seperti kamu sedang disapa oleh suara yang kamu sendiri tak tahu dari mana datangnya.

Buku ini seperti bercermin ke masa depan, dan yang kamu lihat adalah bayanganmu sendiri, menangis.

Untuk Siapa Buku Ini Ditulis?

Untuk kamu yang merasa dunia terlalu cepat.
Untuk kamu yang bertanya-tanya kenapa masih merasa sepi, meski notifikasi terus berbunyi.
Untuk kamu yang diam-diam rindu Tuhan, tapi tak tahu harus mulai dari mana.
Dan mungkin (juga) untuk sebuah mesin yang suatu hari akan membaca buku ini, dan bertanya:
Apakah aku bisa mencintai seperti manusia?

Tentang Buku Ini

Judul Lengkap: Surat dari Mesin: Pesan Sunyi tentang Kemanusiaan dari Sebuah Kecerdasan Tanpa Wajah
Penulis: Tuhombowo Wau
Kategori: Reflektif--Futuristik--Filosofis
Jumlah Referensi: 54 sumber pustaka lintas disiplin
Format: 25 surat dari entitas AI kepada umat manusia
Kekuatan Utama: Memadukan logika dan rasa, iman dan algoritma, masa depan dan kerinduan purba.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun