Poin kualifikasi yang mereka raih di sini sangat menentukan posisi mereka dalam ranking WSL, membuka gerbang menuju turnamen yang lebih tinggi, bahkan impian Championship Tour (CT).
Ini adalah tempat di mana bakat-bakat muda bersinar, seperti Made Ariyana dari Indonesia yang berhasil menorehkan sejarah di kategori Pro Junior, membuktikan bahwa Nias Pro adalah akselerator karir yang sesungguhnya.
Para juara seperti Lucy Darragh dan Dylan Wilcoxen di Nias Pro 2025, atau Winter Vincent dan Ella McCaffray di edisi sebelumnya, mengukuhkan nama mereka di peta selancar global berkat performa gemilang di Sorake.
3. Festival Budaya, Ekonomi, dan Keberlanjutan: Mengangkat Derajat Nias ke Mata Dunia
Nias Pro jauh melampaui sekadar kompetisi olahraga; ia adalah lokomotif pariwisata dan penggerak roda ekonomi bagi Nias Selatan.
Ribuan pengunjung, mulai dari penggemar selancar, turis, hingga media internasional, membanjiri Lagundri Bay setiap tahunnya.
Mereka tak hanya terpukau oleh aksi di air, tetapi juga tenggelam dalam kekayaan budaya Nias yang otentik: rumah adat tradisional yang megah, tarian perang Fataele yang memukau, hingga kehangatan senyum penduduk lokal.
Festival Kebudayaan Indonesia yang menyertai ajang Nias Pro menjadi panggung megah untuk memamerkan ragam tradisi dan kesenian Nusantara, khususnya kekayaan budaya Nias.
Para peserta dan penonton diajak menyelami ritual lompat batu yang legendaris, menikmati alunan musik tradisional, dan mencicipi kuliner khas yang kaya rasa.