Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

PSBB di Jakarta yang Semakin Panjang tapi Tidak Keras

1 Agustus 2020   16:46 Diperbarui: 1 Agustus 2020   17:10 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan perpanjangan PSBB masa transisi hingga 13 Agustus 2020 | Gambar: KOMPAS TV

Melansir Kompas.com (sila klik), per Sabtu, 1 Agustus 2020, jumlah kasus positif Covid-19 secara global telah mencapai 17.731.998 kasus. Penyumbang kasus terbanyak adalah Amerika Serikat, yaitu sebanyak 4.702.922 kasus.

Entah urutan ke berapa di antara sekian negara, kenaikan jumlah kasus di Indonesia cukup signifikan. Kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 109.936 kasus. Sila klik "Update 1 Agustus: Tambah 1.560, Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 109.936".

Melihat grafik kenaikan kasus tiap harinya, tampaknya sebelum vaksin anti Covid-19 resmi diedarkan dan diperjualbelikan (yang diperkirakan baru tersedia paling cepat enam bulan lagi), jumlah kasus positif di seluruh dunia minimal bisa bertambah 2 kali lipat dari angka saat ini.

Enam bulan ke depan, kasus positif Covid-19 hitungan global bisa saja mencapai 36 juta kasus. Bagaimana dengan Indonesia? Perkiraannya persis sama, angkanya bisa menyentuh 220 ribu kasus.

Hitung-hitungan di atas tentu didasarkan pada beberapa fakta, antara lain vaksin belum tersedia, jumlah kasus positif konsisten naik, dan semakin longgarnya penerapan protokol kesehatan.

Sembari menunggu ketersediaan vaksin, langkah paling ampuh menekan jumlah kasus positif adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Tidak ada cara lain lagi. Dan dalam rangka menegakkan protokol kesehatan, diterapkan pula yang namanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Seberapa berhasil penerapan PSBB di Indonesia? Kiranya hasilnya belum sesuai harapan. Jumlah kasus positif justru semakin bertambah. PSBB yang sedianya memaksa setiap orang patuh pada protokol kesehatan malah berbuah pelanggaran. Aturan dibuat untuk dilanggar.

Karena PSBB di Indonesia tidak berhasil, akhirnya penerapannya diperpanjang. Ya, dibuat menjadi berjilid-jilid. Bertambah panjang, berjilid-jilid, namun tidak keras.

Contoh saja di Jakarta. Hingga sekarang, sudah 5 kali PSBB diperpanjang. Kemarin, Jumat, 31 Juli 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi memperpanjang PSBB hingga 13 Agustus 2020.

"Kita memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB masa transisi di fase pertama untuk ketiga kalinya sampai dengan 13 Agustus 2020," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta.

Seperti diketahui, PSBB di DKI Jakarta pertama kali diterapkan pada 5-18 Juni. Kemudian dilanjutkan 19 Juni-2 Juli (kedua), 2-16 Juli (ketiga), 17-30 Juli (keempat), dan 31 Juli-13 Agustus (kelima).

Disebutkan sebagai PSBB masa transisi, seolah harapan berakhirnya pandemi sudah di depan mata, padahal sebenarnya masih cukup jauh. Bayangkan, enam bulan lagi baru ada vaksin, dan itu pun jika ketersediaannya tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun