Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada, 8 Jenis Penyakit Ini Mengintai Pasca Banjir!

2 Januari 2020   20:02 Diperbarui: 2 Januari 2020   20:20 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga yang tengah melewati banjir untuk mencari tempat perlindungan | Gambar: KOMPAS.com/M. Zaenuddin

Satu hal yang perlu diingat ketika banjir, kerugian atau bencana yang timbul bukan hanya memakan korban jiwa dan kehilangan materi (kendaraan, rumah, perhiasan, uang, dan jenis harta lainnya) tetapi juga dampak buruk setelah banjir. Apa itu? Penyakit.

Warga terdampak wajib memperhatikan kesehatan. Bila tidak, maka kerugian justru akan semakin besar. Berikut jenis-jenis penyakit itu:

Pertama, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyebabnya adalah udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung. Organ pernapasan yang diserang antara lain hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Gejala yang timbul mirip seperti flu pada umumnya, yaitu batuk dan demam yang disertai sesak napas. Perlu diingat, penyakit ini gampang menular melalui air liur, darah, dan udara.

Kedua, Diare. Penyakit ini muncul gara-gara mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri. Gejala yang ditimbulkan bervariasi, mulai dari sakit perut singkat dengan buang air besar (BAB) tidak terlalu encer, hingga kram perut hebat yang disertai intensitas BAB yang cukup tinggi, bahkan sampai mengeluarkan lendir dan darah.

Ketiga, Kolera. Mirip dengan diare, penyakit ini terjadi karena makanan yang tidak higienis (terkontaminasi bakteri Vibrio Cholerae) dan kemudian menyebabkan gejala tingginya intensitas BAB. Bedanya, pada kolera disertai muntah-muntah.

Keempat, Leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh sebabkan oleh bakteri Leptospira, yang ditularkan melalui sampah, kotoran manusia dan hewan (tikus). Bakteri jenis ini biasanya menyerang kulit, luka terbuka, dan memar. Bahkan juga melalui mata yang bersentuhan dengan air kotor.

Sama dengan ISPA, leptospirosis merupakan jenis infeksi akut. Gejala khususnya yakni sakit kepala, nyeri otot, demam, dan pendarahan di paru-paru. Akibat buruknya, jika tidak ditangani segera dan serius, bisa memicu peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, hingga kematian.

Kelima, Malaria. Penyebabnya adalah nyamuk plasmodium (biasanya jenis anopheles betina), menggigit kulit manusia dan mengalirkan parasitnya ke dalam darah, dan jika diatasi dengan benar bisa mengganggu pasokan darah ke organ vital. Gejalanya adalah demam tinggi disertai rasa lemas.

Keenam, Demam Berdarah Dengue (DBD). Sama seperti malaria, penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk, yaitu jenis Aedes Aegypti. DBD tergolong penyakit serius dan mematikan bila tidak segera ditangani.

Pada bayi dan anak-anak, gejala umum yang timbul adalah demam yang disertai ruam (bintik merah) pada kulit. Sementara pada orang dewasa, gejalanya berupa demam disertai nyeri otot, sakit kepala luar biasa, bagian belakang mata terasa nyeri, dan sebagainya.

Ketujuh, Tipes (demam tifoid). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella dalam kotoran hewan, menginfeksi melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Gejalanya berupa sakit kepala, mual, demam, diare, dan kehilangan nafsu makan.

Kedelapan, Infeksi Kulit (gatal-gatal dan sejenisnya). Hal ini terjadi akibat air banjir yang bercampur kotoran manusia dan hewan, juga sampah dan lumpur. Selain sampah dan kotoran yang bercampur dalam air banjir, dikhawatirkan juga ada hewan liar serta pecahan benda-benda tajam yang turut dalam arus banjir tersebut.

Barangkali masih ada lagi jenis penyakit lain, namun yang terpenting sebenarnya adalah bukan seberapa banyak data dan pengetahuan kita tentang hal itu, melainkan sejauh mana kita sigap mengantisipasinya. Berikut langkah-langkah antisipasi dan penanganannya:

  1. Hindarilah bermain air saat hujan berlangsung, terutama kontak fisik dengan air kotor. Banjir bukanlah kesempatan untuk berekreasi atau menunjukkan eksistensi diri. Kecuali jika sungguh memerlukannya, misalnya mau menunjukkan keberadaan lokasi agar dibantu dan dievakuasi.
  2. Jangan menggunakan pakaian basah dan kotor dalam waktu lama. Segeralah menggantinya dengan pakaian kering dan bersih, dengan maksud supaya tidak mengalami hipotermia, di samping memang tidak nyaman di tubuh.
  3. Bila melewati area banjir, lindungilah diri dengan sarung tangan dan sepatu (jenis boots) untuk meminimalisir kontak langsung dengan air kotor dan kuman. Jangan lupa pula mengenakan masker yang berguna untuk menyaring udara tidak sehat.
  4. Berada di tempat pengungsian atau sedang lapar berat, tidak jadi alasan lupa membersihkan tangan dan alat makan. Cucilah tangan dan peralatan makanan sampai bersih menggunakan sabun atau antiseptik.
  5. Tidak hanya tangan dan alat makan yang dipastikan bersih, akan tetapi makanan dan minuman yang dikonsumsi pun harus steril dan higienis. Pastikan juga masih layak konsumsi (perhatikan waktu kadaluarsa). Intinya, jangan sembarang mengonsumsi makanan dan minuman.
  6. Jika air banjir telah surut, segeralah membersihkan rumah dan isinya, serta lingkungan sekitar. Barang-barang rusak dan tidak layak pakai sebaiknya dipisahkan, yang barang kali masih bisa diperbaiki.
  7. Benda-benda yang menampung bekas air banjir segeralah dibersihkan. Jangan ada air tergenang. Selanjutnya, berkoordinasi juga dengan petugas terkait untuk melakukan pengasapan lingkungan (fogging).
  8. Amati dan rasakan berbagai macam gejala yang disebabkan oleh sekian jenis penyakit yang diuraikan di atas. Misalnya, gunakan obat penurun panas bila demam, sebagai langkah pertolongan pertama. Meskipun gejalanya tidak parah ataupun merasa baik-baik saja, alangkah baiknya jika tetap memeriksakan diri ke dokter atau pusat kesehatan terdekat.

Sekian. Terima kasih.

***

[1] [2] [3] [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun