Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trump Mungkin Sulit Lengser, tapi Mimpinya Terancam Bergeser

19 Desember 2019   16:00 Diperbarui: 19 Desember 2019   16:24 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump | Gambar: KOMPAS.com (AFP/SAUL LOEB)

Berikut hasil analisis penulis sehingga berani menebak Kongres Senat tidak akan mendukung pemakzulan terhadap Trump:

Pertama, mayoritas kursi Senat dikuasai Republik, yaitu sebanyak 53 kursi, sementara 47 lainnya milik Demokrat. Kalau perwakilan Republik sudah kompak mendukung Trump, maka artinya syarat dua per tiga suara untuk mengesahkan pemakzulan menjadi tidak terpenuhi. Kecuali ada dari Republik yang mau "membelot" dan mendukung suara Demokrat.

Kedua, Trump bukanlah presiden pertama yang dimakzulkan DPR. Dakwaan serupa pernah dialami oleh Andrew Johnson (presiden AS ke-17) pada 1868 atas kasus pemecatan panglima perang, dan Bill Clinton (presiden AS ke-42) pada 1998 gara-gara skandal perselingkuhan dengan seorang pekerja imigran berusia 21 tahun bernama Monica Lewinsky. Sebagai pengingat, hari ini, Kamis (19/12), tepat 21 tahun Bill Clinton dimakzulkan (19 Desesmber 1998).

Sebenarnya masih ada satu lagi yang hampir dimakzulkan, yaitu Richard Nixon (presiden AS ke-37) pada 1974 gara-gara kasus Watergate. Namun sebelum didakwa, dirinya memutuskan mengundurkan diri dari jabatan pada 9 Agustus 1974. 

Dan wajib diketahui, Andrew dan Bill Clinton tidak mengakhiri jabatan sebagai presiden karena pemakzulan. Kongres Senat gagal memakzulkan mereka berdua sebab syarat dua per tiga suara tidak terpenuhi. Mungkinkah Trump bernasib sama dengan kedua pendahulunya itu? Semoga saja.

Ketiga, masa jabatan Trump sebagai presiden kurang dari satu tahun, atau tepatnya tinggal 10 bulan. Opsi melengserkannya di tengah jalan mustahil dilakukan karena akan menyebabkan terjadinya goncangan di AS, di samping mempertimbangkan betapa pusingnya mengurus transisi kepemimpinan. AS akan memilih mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menyongsong Pilpres 2020.


Keempat, melanjutkan pemakzulan terhadap Trump tidak hanya "memukul" AS, tetapi juga negara-negara lain di dunia. Ambil contoh saja, usai Trump dimakzulkan di level Kongres DPR, Indonesia ternyata menanggung imbas negatifnya. Hari ini mata uang Rupiah menjadi yang terlemah di Asia, yakni 1 dolar AS setara dengan Rp 13.980 atau melemah 0,07%.

Sebagai negara berpengaruh di dunia, apa pun yang terjadi di AS pasti akan berimbas kepada negara-negara lainnya, baik dalam kondisi positif maupun negatif. Munculnya gejolak politik dan ekonomi di AS bukan kabar indah bagi negara-negara lain yang punya hubungan bilateral.

Kiranya keempat hal di atas yang jadi bahan pertimbangan Kongres Senat dan sebagian warga AS untuk tidak setuju melanjutkan pemakzulan terhadap Trump. Terima kasih.

***

[1] [2] [3] [4] [5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun