Mengetahui lebih dalam dan pasti tentang ajaran iman agama atau kepercayaan lain penting dilakukan agar tidak sembarang bicara ketika terpaksa menjawab sebuah pertanyaan yang dilontarkan.
Itulah pendapat saya menanggapi polemik yang sedang berkembang soal video ceramah Ustad Abdul Somad yang viral belakangan ini. Saya menilai Ustad Somad sesungguhnya belum paham tentang simbol atau benda yang digunakan oleh umat Kristiani.
Oleh sebab itu, menurut saya, alangkah bijaknya Ustad Somad 'menjahit' bibir' di kala ditanya oleh umat seperti apa pandangannya tentang penggunaan benda atau simbol sakral umat Kristiani, semisal patung dan salib.
Bahkan Ustad Somad tahu pun, beliau tidak berhak memberi jawaban, karena memang hal itu tidak perlu dilakukan, tidak etis, di samping pemahamannya tentang patung dan salib tidak sebaik yang dimiliki umat Kristiani sendiri.
Ustad Somad bukan cuma kurang pengetahuan, tetapi termasuk belum pernah mengalami seperti apa benda atau simbol sakral umat Kristiani digunakan.
Bahkan kalau ditanya, selain patung dan salib, benda sakral apa lagi yang dimiliki umat Kristiani, Ustad Somad belum tentu mampu menjawabnya secara rinci.Â
Seandainya pun terpaksa menjawab, saya pastikan Ustad Somad akan memberi jawaban asal-asalan. Yang penting bagi beliau jawaban sudah disampaikan, terlepas benar-tidaknya, itu bukan urusan.
Baiklah Ustad Somad mengatakan bahwa dirinya tidak merasa bersalah karena ceramahnya yang terdokumentasi di video dilakukan tiga tahun lalu, eksklusif di ruang tertutup dan hanya didengar oleh umat Muslim.
Lalu apakah video yang Ustad Somad anggap 'kadaluarsa' itu tidak berpengaruh terhadap pemahaman keliru oleh umat yang hadir terkait penggunaan benda atau simbol umat Kristiani sampai saat ini?
Jelas sangat berpengaruh. Umat non Kristiani akan menilai bahwa betul di patung dan salib ada 'jin'. Dan mestinya memang Ustad Somad harus memperjelas kepada para pendengar ceramahnya, 'jin' yang dimaksud itu bentuknya bagaimana.
Apakah umat Kristiani salah bersikap karena simbol dan benda sakral agamanya dihina? Sikap yang baik menurut pandangan Ustad Somad seperti apa, apakah hanya menerima saja dengan lapang dada?