Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengaku Tidak Mimpi Masuk Kabinet, PSI "Baper" atau "Caper"?

3 Agustus 2019   16:49 Diperbarui: 4 Agustus 2019   07:42 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) | KOMPAS.com/ KRISTIAN ERDIANTO

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kali berikutnya menegaskan hal yang sama ke publik bahwa tidak bermimpi masuk kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin di periode 2019-2024. Penegasan itu disampaikan kembali oleh Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, pada Sabtu, 3 Agustus 2019. 

Antoni berujar PSI tidak mungkin mendapat jatah menteri karena tak satu pun kader yang berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI. PSI juga dinilai masih seumur jagung dan belum punya banyak pengalaman.

Seperti diketahui perolehan suara PSI di Pemilu 2019 hanya sekitar 2.650.361 juta atau 1,89 persen, yang artinya tidak memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.

"Saya ingin katakan, PSI partai baru, kami sadar ukuran kami. Jadi kami tidak sampai ke parlemen. Kami tidak bermimpi untuk menawarkan diri dan menjadi bagian dari kabinet," ujar Antoni.

Pernyataan serupa yang pernah disampaikan Antoni sebelumnya dapat di baca di sini.

Pertanyaannya, benarkah PSI tidak berkeinginan alias bermimpi masuk kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin? Bukankah PSI adalah salah satu partai pendukung 'radikal' Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019?

Apakah artinya PSI sudah kehilangan semangat dan optimismenya? Bagaimana dengan kisah penyodoran 44 nama calon menteri di acara silaturahmi bersama Presiden Jokowi pada Kamis, 18 Juli 2019 lalu?

"Kami perkenalkan siapa saja kader-kader muda di PSI, kan ada 44 orang, Beliau mengajak ngobrol tadi. Ada Giring, Guntur Romli, Tsamara. Dari kami (PSI) mendukung beliau, kami sudah siap untuk bertempur " kata Grace Natalie, Ketua Umum PSI di Istana Kepresidenan Jakarta (18/7/2019).

Sila baca: PSI Ajukan 44 Nama ke Jokowi, Luar Biasa!

Mengapa Antoni seolah mementahkan hasil silaturahmi tersebut? Bukankah Antoni hadir juga di sana pada waktu itu?

Saya menilai PSI sesungguhnya sedang "baper" (bawa perasaan) karena selain mereka, ada pula beberapa partai koalisi yang sudah menyodorkan nama-nama calon menteri kepada Jokowi.

Antara lain Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyodorkan 10 nama, Partai NasDem mengusulkan 11 nama, dan Partai Hanura mengajukan 40 nama. Jika dilihat, di antara keempat partai, PSI lah yang paling banyak mengajukan, yakni 44 nama.

Apakah artinya PSI takut kader-kader terbaiknya tidak masuk pertimbangan Jokowi dengan tiga alasan: tiga lolos parlemen, partai baru, dan sulit bersaing dengan kader-kader partai koalisi lainnya?

Mestinya tidak perlu takut, PSI adalah partai yang mengusung semangat optimisme dan di sana mayoritas dipenuhi oleh kaum muda yang cerdas dan enerjik.

Atau barangkali ucapan Antoni sekadar bentuk sikap "caper" (cari perhatian) PSI saja sehingga diharapkan mendapat perhatian khusus dari Jokowi? Saya kurang tahu pasti tentang hal ini. 

Yang pasti bahwa PSI sedang berlaku seperti "anak bungsu", berharap diperhitungkan (dipilih) juga oleh Jokowi meskipun belum berbuat banyak (berpengalaman) dibanding "kakak-kakaknya" (partai koalisi).

Apakah PSI "baper" dan/atau "caper"? Sila nilai sendiri.

***

Referensi: [1] [2] [3] [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun