Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kedua Terbaik Dunia Setelah Hawaii, Mengapa Nias Tidak Masuk Kategori "Bali Baru"?

23 Februari 2019   16:07 Diperbarui: 23 Februari 2019   20:53 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Fari’i di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara. (KOMPAS.COM/HENDRIK YANTO HALAWA)

Pemerintah sedang mengembangkan potensi pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan ekonomi. Pemerintah mengklaim sektor pariwisata turut menyumbang sebesar 7% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, sektor ini terus ditingkatkan mengingat Indonesia merupakan negara dengan potensi wisata yang cukup banyak.

Menindaklanjuti hal itu, pemerintah pun menetapkan 10 destinasi wisata untuk dikembangkan, yang disebut "Bali Baru". Kesepuluh destinasi wisata tersebut antara lain Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara dan Morotai di Maluku Utara.

Sepuluh Destinasi Wisata (balidiscovery.com)
Sepuluh Destinasi Wisata (balidiscovery.com)
Sebenarnya sah-sah saja pemerintah menobatkan beberapa lokasi di atas sebagai target pembangunan, apalagi jumlahnya sampai sepuluh, diharapkan akan lebih banyak lagi kontribusi sektor pariwisata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bahkan jika memungkinkan, jumlah lokasinya dapat ditambah. Dengan demikian, akan semakin banyak daerah yang tersentuh pembangunan untuk segera bergegas maju.

Namun kalau diperhatikan, sebanyak empat destinasi terpilih berada di Pulau Jawa, sedangkan potensi-potensi yang tidak kalah bagus sesungguhnya tersebar di luar Pulau Jawa. Seharusnya lokasi di luar Pulau Jawa diprioritaskan supaya berefek pada pemerataan pembangunan. Tidak hanya itu, ada beberapa destinasi wisata lain yang dulunya sempat terkenal dan kini terabaikan alias kurang perhatian.

Misalnya di Pulau Nias, Sumatera Utara. Pulau paling Barat Indonesia ini pernah tersohor sebagai lokasi wisata selancar dunia. Pantai dengan hamparan pasir yang cukup luas dan ombak mengggulung yang indah serta menantang menjadi tempat favorit para wisatawan mancanegara dan domestik. Tidak mengherankan apabila kemudian dua pantai tersambung di sana, yakni Pantai Lagundri dan Pantai Sorake diakui sebagai lokasi surfing terbaik kedua di dunia setelah Hawaii.

Pantai Lagundri, Nias Selatan (Gambar: lilyshomestay.wordpress.com)
Pantai Lagundri, Nias Selatan (Gambar: lilyshomestay.wordpress.com)
Para peselancar mengaku dua pantai yang berada di Nias Selatan tersebut mampu mengalahkan pantai-pantai yang ada di Pulau Dewata (Bali).

"No wonder it is considered the second best spot for surf in the world after Hawaii," tulis Martin Miguel, salah seorang warga negara asing, di blog pribadinya.

Pantai Sorake, Nias Selatan (Gambar: niasislandsurfcampindonesia.com)
Pantai Sorake, Nias Selatan (Gambar: niasislandsurfcampindonesia.com)
Pertanyaannya, mengapa dengan potensi wisata yang terbukti diakui dunia, Pulau Nias luput dari perhatian pemerintah?

Mengapa dengan akses sekarang yang lebih gampang justru membuat Pulau Nias tersingkir dari posisi terbaiknya?

Padahal jika diberi perhatian serius, Pulau Nias tidak hanya menyuguhkan hamparan pasir dan gulungan ombak kepada para wisatawan, tetapi juga menyajikan wisata budaya unik yang nikmat dan memikat.

Atraksi (inaca.or.id)
Atraksi (inaca.or.id)
Tarian Tradisional Nias (Gambar: museum-nias.org)
Tarian Tradisional Nias (Gambar: museum-nias.org)
Tari Perang Nias (Gambar: tempo.co)
Tari Perang Nias (Gambar: tempo.co)
Semoga potensi wisata di Pulau Nias diperhatikan kembali, terutama oleh pemerintah, agar kejayaannya dulu kembali bersinar. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun