Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Benarkah Jalan Tol yang Dibangun Jokowi Hanya untuk Kebutuhan Sesaat?

31 Januari 2019   23:41 Diperbarui: 1 Februari 2019   00:11 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama kurang lebih empat tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla, pemerintah sudah membangun jalan nasional sepanjang 3.432 kilometer dan jalan tol sepanjang 941 kilometer. Sarana kebutuhan konektivitas darat ini tidak hanya dibangun di Pulau Jawa, tetapi juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Mengapa pemerintah begitu fokus membangun jalan?

Ada beragam alasan, namun yang kerap disampaikan pemerintah yakni bahwa dengan tersedianya akses jalan yang baik, jarak tempuh dari daerah yang satu ke daerah yang lain menjadi lebih singkat. Tidak hanya itu, kehadiran jalan-jalan baru diharapkan dapat menurunkan tarif angkut, baik orang maupun logistik, serta juga mampu menumbuhkan geliat ekonomi masyarakat.

Keberhasilan pembangunan infrastruktur jalan oleh pemerintah ada yang mengapresiasi dan ada pula yang mencibir. Tentu apresiasi itu datang dari masyarakat yang nyata merasakan manfaatnya, sedangkan cibiran pastinya berasal dari pihak yang kurang senang dengan pencapaian pemerintah.

Meski pemerintah terus berupaya meyakinkan masyarakat akan manfaat dari jalan-jalan yang dibangun, namun ternyata hasilnya belum memuaskan. Bahkan ada yang sangat getol memberi kritikan pedas. Pembangunan jalan dianggap hanya untuk menghambur-hamburkan uang, menambah hutang, serta dinilai sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan sesaat.

"Pembangunan jalan tol hanya akan memenuhi kebutuhan sesaat, misalnya pas libur Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Silakan dilihat, jalan tol itu kosong, sepi sekali," ujar Bambang Susanto Priyohadi.

Berlokasi di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta (30/01/2019), pengamat infrastruktur ini meminta agar pembangunan infrastruktur jalan didasarkan pada kebutuhan jangka panjang.

Penilaian di atas wajar saja dilakukan karena memang disampaikan di markas salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Akan tetapi persoalan akan menjadi lain jika dipaparkan di tempat yang lebih netral dan independen.

Apakah betul paparan beliau dapat dianggap sebagai pandangan seorang pengamat murni atau bukan, biarlah publik yang menilai. Yang jelas, kesediaannya meluangkan waktu untuk berbicara di sana tampak memiliki tujuan tertentu dan kental dengan nuansa politik. Seandainya saja di forum publik, mungkin terkaan seperti ini tidak akan terjadi.

Terkait dengan kritikan beliau, benarkah pembangunan jalan sia-sia dan tidak terarah pada kebutuhan jangka panjang?

Menurut saya, beliau salah dan tidak fair! Langkah pemerintah saat ini sudah tepat, yang jarang terpikir oleh pemerintah sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun