Mohon tunggu...
Aditya Arta
Aditya Arta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Analisis Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro

26 Februari 2018   21:06 Diperbarui: 26 Februari 2018   21:21 17384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tema
Tema dalam novel 5 cm adalah persahabatan yang percaya pada keajaiban mimpi serta keyakinan.
Bukti:
"Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu. Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa. Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu." (halaman 362)
" Keenam sahabat itu menembus rimbunnya hutan, dengan pohon-pohon besar dan ranting dedaunan yang sesekali harus mereka singkirkan dari wajah mereka." (halaman 235)
" Kelima sahabatnya langsung memeluk makhluk gendut yang seperti baru bangun dari tidur." (halaman 339)
"...membuat rasa terima kasih mereka menjadi begitu indah. Mereka berenam berpelukan sangat erat, ait mata kembali jatuh, menjadi saksi bening dan eratnya persahabatan mereka." (halaman 344)
" ...berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, dan keyakinan diri..." (halaman 362)
"...Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan..."(halaman 363)
"...Dan kamu enggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya." (halaman 363)

Penokohan

1.Arial
Arial adalah sosok lelaki ganteng yang gemar berolahraga, berbadan besar dengan kulit hitam, selalu tampil rapih dan apa adanya. Adapun karakternya adalah sebagai berikut:
Tenang
"... ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia yang bisa tenang..." (hal.7)
Asik
"... orang yang biasa aja, tapi asik, ..., jarang nyela, jarang bercanda tapi kalo tertawa paling keras, makanya kalo ada dia jadi ramai." (hal.8)
Apa adanya
"Semua tulisan yang Arial baca, di mana pun, pasti Arial turuti apa adanya." (hal.92)

2.Riani
Riani adalah sosok gadis berkacamata, cantik, dan cerdas. Riani adalah aktivis kampus yang hobinya membaca dan berdebat. Adapun karakter Riani sebagai berikut:
Karismatik
"Dia punya semacam karisma yang bisa bikin orang menengok." (hal.8)
Ramah
"Hmm, ia selalu tersenyum sama siapa saja, selalu akbar sama siapa saja, dari bos sampai cleaning service..." (hal.82)

Kritis
"Siapa saja dan apa saja bisa didebatnya, soalnya dia banyak baca dan banyak belajar." (hal.8)

3.Zafran
Zafran adalah sosok lelaki bertubuh kecil dengan penampilan "standar seniman." Zafran memiliki pandangan berbeda dengan yang lain karena dunia Zafran dipenuhi lantunan syair. Adapun karakternya adalah sebagai berikut:
Puitis
"Zafran mulai bersyair bimbang." (hal.78)


Spontan
"Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang..." (hal.11)

Pintar
"...pasti punya persepsi nih anak pinter banget..." (hal.9)

4.Ian

Ian adalah sosok lelaki bertubuh bengkak yang hobi bola dan nonton film dewasa (17 tahun ke atas). Adapun karakter Ian sebagai berikut:
Fanatik
"Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola..." (hal.11)

Pantang Menyerah
"Sekeluarnya dari ruangan, tiba-tiba Ian merasa lega. Pasti gue bisa, gue nggak pernah mau nyerah..." (hal.127)

Kreatif
"...masih nerusin makannya, ngasih tahu rumus yang dibanggakannya buat Indomie." (hal.55)

5.Genta
Genta adalah sosok pemimpin di antara sahabat-sahabatnya. Genta memiliki sifat yang persis Riani. Genta adalah sosok yang paling dibutuhkan sahabat-sahabatnya karena keterbukaannya. Adapun karakternya sebagai berikut:
Pantang menyerah
"...dia sendiri mengakui kalo Genta itu enggak pernah nyerah..." (hal.140)

Perfeksionis
"Genta emang orang yang sangat perfeksionis kalo udah nyebur-nyebur ke wilayah customer intimacy..." (hal.29)

Berjiwa Pemimpin
"Sekarang aja..., Genta langsung jawab pertanyaan ketiga temanya. Semuanya langsung setuju, semuanya gampang nurut sama Genta." (hal.43)

Latar


Latar Waktu

Setiap saat (Pagi sampai malam)

"Pukul 08.15 Ian udah nongkrong di depan ruangan dosennya."

"Pukul setengah tiga lebih, mereka berenam plus barang bawaan yang mirip rombongan pecinta alam pun menuju kereta yang siap berangkat. ...Panasnya Jakarta hari itu menimpa gerbong..."

"Siang itu daerah Senen panas sekali."

"Sejenak mereka terdiam menikmati angin malam menyapu wajah mereka."

"Matahari sore yangg sudah enggan mengeluarkan panasnya datang menyambut."

"Malam itu, Ranu Kumbolo terlihat sangat tenang, bulan dan bintang tampak jelas memantul di permukaannya..."

"Matahari sore masih tersisa sedikit..."

Latar Tempat

* Jakarta
"...terdengar lembut dari tape mobil Ian di sepanjang jalan Diponegoro, Menteng." (halaman 15)
"Lima orang di dalam mobil itu bru aja makan bubur ayam di Cikini."


*  Bogor
"Heh bengong, udah sampai Bogor nih...," (halaman 91)
"Bogor sore menunggu malam pun menyambut mereka." (halaman 91)
"Di antara keriuhan Bogor menunggu malam dengan angkotnya yang banyak...." (halaman 92)
*  Rumah Arial: Kamar Arial, Secret Garden
"Halaman rumah Arial luas dan asri." (halaman 19)
"Lampu taman yang kekuninganmembuat suasana Secret Garden semakin merona dan membuat pantulan yang indah di mata mereka." (halaman 33)
"Mereka duduk lesehan di beranda bungalow bambu di Secret garden." (halaman 34)
*  Stasiun kereta api Senen
"Siang itu daerah Senen panas sekali. Di Stasiun Senen, Genta dengan bawaaannya dengan super banyak, menikmati makan siang di salah satu restoran Padang di situ."
"Zafran masih merasa di stasiun Senen yang panas itu tiba-tiba turun hujan salju-dingin dan sejuk.

*  Stasiun Malang
"Pukul setengah tiga lebih mereka tiba di Stasiun Malang."
"Di Stasiun Malang, rombongan pecinta alam itu menarik perhatian banyak orang."
*  Ranu Pane
"Mereka menjejakkan kaki di tanah Ranu Pane." (halaman 217)
"Ranu Pane malam itu tampak Ramai, jip-jip yang menurunkan pendaki tampak nerdatangan." (halaman 217)
*  Ranu Kumbolo
"...Itu...Ranu...Kumbolo...Surganya Mahameru."
"Tadi di bawah Ranu Pane sekarang Ranu Kumbolo..."
"Genta menggelar sebuah terpal tebal dari tendanya, mereka semua duduk lesehan di pinggir Ranu Kumbolo."
"..., kita sekarang ada di Ranu Kumbolo, lagi makan siang,"
"Tapi Ian cuek, dia tetap menari, membuat cipratan-cipratan kecil di pinggiran Ranu Kumbolo."
*  Puncak Mahameru
"Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Mahameru."
"Puncak Mahameru masih dalam keheningan."
-   Padang Ilalang
"Angin padang yang kencang tiba-tiba bertiup, membuat ilalang di padang melambai-lambai bagaikan jutaan rajutan yang menyatu indah. Waktu seakan berjalan pelan, sepelan lambaian ilalang di bawah mereka."

Latar Suasana

*Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan

"...wajah-wajah penuh senyum melihat kereta..., ibu muda yang tertawa lepas dengan caping tani di tangannya."

"Genta panik melihat banyaknya batu yang datang, bayang-bayang temannya tampak menghindar kesana kemari."

"Semuanya tercekat, hati mereka sperti dituuk pedang tajam."

"Suara-suara yang sangat ia kenal seperti berteriak kesakitan."

"Riani menutup penglihatannyaa, matanya tidak kuat melihat pemandangan di depannya."

"Genta kembali menangis, mengingat perjuangan Ian untuk wisuda, bayangan keluarga Ian melintas di benaknya."

"Dadanya berguncang keras, air matanyanya menetas perlahan seirama dengan tarikan tangannya di tali tiang berdera."

"Suara-suara tangis bahagia dan teriakan-teriakan penuh semangat terdengar memenuhi puncak.

Alur
Novel ini menggunakan alur campuran, dimana penulis menceritakan kejadian secara progresif yang diselingi flashback/ kejadian di masa lalu. Adapun alur novel 5cm adalah sebagai berikut:


Awal cerita dimulai saat kelima sahabat sedang kumpul di Secret Garden, rumah Arial. Disini mereka berlima sempat flashback tentang kejadian Ian mencari jati dirinya sebelum akhirnya menjadi Ian yang sepenuhnya Ian. Saat itu mereka sampai pada titik jenuh setelah 7 tahun selalu bersama, akhirnya Genta berinisiatif untuk berhenti sejenak bertemu satu sama lain selama 3 bulan, semua temannya pun setuju. Selama 3 bulan berpisah, banyak kejadian yang terjadi pada tiap orang, seperti Ian yang akhirnya menyelesaikan skripsi, Riani yang sukses ditempat kerjanya, Arial yang jatuh cinta sama Indy, Genta yang sukses jadi Event Organizer, dan Zafran yang makin jatuh cinta sama Arinda.


Bagian tengah dari novel ini adalah saat kelima sahabat ini ditambah Dinda akhirnya bertemu kembali di Stasiun Senen, 14 Agustus, untuk melakukan perjalanan mendaki ke tanah tertinggi, puncak Mahameru. Perjalanan dimulai dari naik kereta Matarmaja, naik Jip untuk ke Ranu Pane, bertemu Daniek salah satu pendaki setia Mahameru, mendaki Mahameru, beristirahat di Ranu Kumbolo, perjalanan menuju puncak ditemani pemandangan indah dan juga rintangan, hingga akhirnya mereka sampai di tanah tertinggi pulau Jawa, Puncak Mahameru, 17 Agustus, dan melakukan upacara bendera dengan pendaki yang lainnya.


Bagian akhir dari novel ini adalah saat turun dari Puncak Mahameru, Genta memberanikan dirinya untuk mengungkapkan segala rasa pada Riani, yang selama ini dipendam. Namun ternyata Riani memendam rasa pada Zafran, kekonyolan Zafran dan dunianya yang selalu bisa bikin Riani tersenyum. Pada akhirnya cinta bukan untuk dimiliki karena Tuhan memberi apa yang manusia butuhkan. Zafran menikah dengan Riani, Arial menikah dengan Indy, Genta menikah dengan Citra, sahabat Riani di kantor, dan Ian yang akhirnya bisa menikahi Happy Salma, wanita idamannya. Persahabatan mereka tidak pernah berhenti, begitupula persahabatan anak-anak mereka.

Sudut Pandang
Dalam novel ini, sudut pandang yang digunakan penulis adalah orang ketiga serba tahu, dimana penulis bertindak sebagai sutradara yang mengetahui segala perasaan maupun konflik batin yang dialami para tokoh. Adapun buktinya sebagai berikut:
"Batin Riani pun angkat bicara, Genta... Genta... Genta emang yang paling Riani buat Riani..." (hal.28)

"Pictures of you-nya The cure terdengar lembut di tape mobil Ian di sepanjang jalan Diponegoro, Menteng."

"Arial adalah sosok yang paling ganteng di antara mereka... Tinggi da gede pokoknya sporty deh."

"kelimanya juga masih suka berantem siapa yang paling bagus antara Joy dan Delon..."

Amanat


Keyakinan kuat yang disertai kerja keras akan memberikan hasil seperti apa yang kita impikan.
Jadilah manusia yang bermanfaat, karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.
Jadilah manusia yang bersyukur atas segala hal yang Tuhan berikan.
Dalam pertemanan, kita harus menerima segala kekurangan dan kelebihan agar tercipta hubungan baik.
Jadilah manusia yang beranggapan bahwa dirinya yang harus mengatur keadaan, bukan diatur oleh keadaan.
Sebaik-baik manusia dalam hidupnya adalah manusia yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Bukan orang yang mementingkan dirinya sendiri
Jangan menjadi manusia yang diatur oleh keadaan dan merasa kalah dengan keadaan. Tapi jadilah manusia yang beranggapan bahwa dirinya-lah yang harus mengatur keadaan. Bukan yang diatur oleh keadaan.
Terimalah apa adanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh ara sahabat kita. Tidak semua orang memiliki nilai plus seutuhnya. Nilai plus tersebut pasti selalu di dampingi oleh nilai minus. Tinggal bagaimana cara kita sebagai teman menutupi kekurangan sahabat kita.
 Kita harus menambahkan keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada yang tidak bisa di dunia ini kecuali keyakinan yang menganggap bahwa kita bisa melakukan hal tersebut.

B. Unsur Ekstrinsik

1.     Nilai Budaya
*         Rasa Cinta Tanah Air
"...berdiri di depan hedung MPR memegang bendera merah putih."
"Seorang mahasiswa yang memakai jaket almamater lewat sendirian, membawa bendera merah putih."
...Ayo sebentar lagi sampai puncak langsung upacara bendera di atas."

*         Mendoakan saudara atau teman yang telah meninggal
"Beberapa pendaki terlihat berhenti dan berdoa di depan batu nisan."
"Arial membersihkan debu-debu di nisan itu dengan tangannya."
"Semuanya menunduk dan berdoa untuk Adrian yang dalam sekejap telah mengisi hati mereka di antara dinginnya Arcopodo."

2.     Nilai Sosial
*        Saling tolong-menolong
"Beberapa pendaki yang sudah menyebarangi terlihat memegangi rantai, saling membantu menjaga kesetimbangan rantai."
*         Merasa iba pada ibu-ibu tua yang berjualan di Stasiun
"Dia udah terlalu tua untuk semua ini, batin Genta berjalan pelan sekali, bingung dan enggak tega."
"Sambil melihat sang ibu yang sedang menyiapkan nasi, Dinda bertanya tanya dengan hatinya, Ya ampun... ibu setua ini, malam-mlam masih mencari rezeki, kemana anaknya?"

3.     Nilai Moral
*         Rasa bertanggungjawab terhadap orang lain
"Genta langsung mencci luka di kening Ian, memberi Bethadine dan membungkusnya dengan perban."
*         Mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan
"...kita akan menganggapnya sebagai suatu pelajaran yang amat berharga yang telah Tuhan berikan untuk kita."
*         Meminta Restu kepada orang tua
"...saat tadi pagi meminta restu sama papa-mamanya."

4.     Nilai Agama

*         Selalu mengingat Allah
"Fiuhh... wahh... Subhanallah... Allah Mahabesar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun