[caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="Tupai goreng (gambar:female.kompas.com)"][/caption] Tupai menurut wikipedia adalah sebangsa mamalia kecil yang mirip dan dikelirukan dengan bajing. Secara ilmiah jauh dan berbeda dengan bajing. Tupai adalah pemakan serangga dan dimasukkan ke dalam bangsa insektivora (pemakan serangga), sedangkan bajing atau bajing terbang termasuk bangsa rodentia (hewan pengerat) bersama-sama dengan tikus. Para ulama di kalangan Islam berbeda pendapat mengenai hukum memakan Tupai, namun sebagian Jumhur (mayoritas) Ulama menghalalkan daging tupai, sebagaimana ditegaskan oleh An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu, Ibnu Qodamah dalam Al-Mugni, Khalil dalam At-Taudhih dan Al-Mardawi dalam Al-Inshaf. Salah satu sosok penggemar daging tupai adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, terutama tupai yang digoreng. Dan kesukaannya ini kini menurun pada anak sulungnya Nicholas, konon mereka berdua selalu berburu bersama bila ada kesempatan pulang ke Belitung. Â Sebuah kebiasaan yang saya sukai dari sosok ini, kuliner lokal. Â (Bisik-bisik tetangga, banyak pejabat yang berasal dari desa namun sudah lupa pada kuliner daerahnya sendiri.) Tupai goreng juga ternyata adalah salah satu kuliner klasik yang ada dalam catatan Serat Chentini, sebuah karya sastra terbesar dalam ksusastraan Jawa baru. Warisan ini kini dilestarikan oleh angkringan Waroeng Dahar Dusun Tembi, Bantul Yogyakarta. Sebuah warung makan yang menyediakan kuliner klasik Jawa warisan para raja mulai dari peninggalan Amangkurat IV. Dusun Tembi sendiri adalah rumah budaya lebih dikenal sebagai Tembi Rumah Budaya (TRB) yang ternyata didirikan dan diprakarsai oleh sejarawan dan mantan wartawan Kompas; bapak P. Swantoro pada tahun 1995. Dimana kini pengelolaannya diteruskan oleh putra sulungnya Nobertus Nuranto. Dan kesukaan Ahok terhadap kuliner lokal menambah daftar kekaguman saya terhadap sosok fenomal di Indonesia saat ini, selain partnernya Joko Widodo. Dari beberapa literatur pengobatan tradisional, daging tupai ternyata berkhasiat bagi mereka yang mengalami sakit gula, ginjal dan kanker serta diyakini mampu menetralisir gula darah. Caranya cukup sederhana yaitu dengan merebus dagingnya dan kemudian meminum air rebusan tadi. Daging bekas rebusan tadi kemudian bisa kita goreng. Sekali mendayung dua pulau terlampaui. Menikmati kuliner lokal selalu mendapatkan manfaat lebih, dan ini tentunya disadari oleh Ahok. Lebih membumi, menyehatkan dan sesuai dengan lidah lokal kita. Jadi, buat apa berbangga diri dengan kuliner luar, kalau negeri kita sendiri menyediakan beragam kuliner yang jauh memiliki nilai lebih. Salam. http://tubagusencep.blogspot.com Sumber pustaka:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI