Mohon tunggu...
Hendra Simare
Hendra Simare Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya manusia biasa

Hal tersulit dalam membuat sebuah tulisan adalah menulis kata pertama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelayan Masa Gitu ?

24 November 2015   08:56 Diperbarui: 28 November 2015   09:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geli bercampur miris melihat tontonan di depan mata ketika seorang aparatur sipil atau sering disebut "pelayan", "abdi" sedang marah dengan nada suara tinggi terhadap "tuan" yang dilayaninya dalam hal ini masyarakat.

Dalam hati saya berpikir-pikir, orang ini sadar gak sih dia siapa dan bekerja untuk siapa. Siapa yang pelayan dan siapa yang dilayani. Sikap seorang pelayan harusnya seperti apa?

Jadi teringat mata pelajaran Pelayanan Prima (excellent service) yang saya peroleh saat mengikuti Diklat Prajabatan di Kanreg VI BKN Medan. Syukurlah saya diajari tentang itu, kurang tau dengan si "aparat" yang ini.

Saya mengibaratkan "pelayan terhadap masyarakat" itu seperti seorang pesuruh terhadap raja atau majikannya. Pembaca tentu sudah tau bagaimana lazimnya seorang pesuruh bersikap terhadap raja ataupun majikan. Seorang pelayan lebih kenal dengan kaki daripada wajah rajanya. Ya, karena si pelayan biasanya selalu menunduk dan bersujud setiap berjumpa dengan si raja.

Tapi, pelayanan prima oleh aparatur negara sebagai abdi masyarakat tidak dituntut harus "serendah itu". Cukup bersikap ramah, sopan, bersikap membantu terhadap pengguna jasa dan bekerja sesuai standar pelayanan sebagai ukuran baku sebuah pelayanan yang baik.
Mudah bukan?

Memang tak dipungkiri, masyarakat terdiri dari berbagai karakter dan strata SDM yang berbeda-beda. Kadang sebuah pekerjaan tidak dapat terpenuhi sesuai standard pelayanan minimal sehingga pelanggan/pengguna jasa merasa tidak puas bahkan kecewa, seorang aparatur sebaiknya bijaksana dalam memberikan pengertian kepada masyarakat, dengan sikap yang ramah dan sopan tentunya. Saya sendiri sudah membuktikan kekuatan dari sebuah senyuman.

Seharusnya rasa lelah dan banyaknya beban pikiran tidak dapat menjadi alasan seorang aparatur untuk bersikap tidak ramah bahkan marah terhadap masyarakat. Sabar dan tetap senyum, karena kita memang dituntut seperti itu.

Jadi buat teman-teman "pelayan", tersenyumlah. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun