Mohon tunggu...
Tubagus Lawalata
Tubagus Lawalata Mohon Tunggu... Lainnya - Pedagang Air Keliling

Rakyat yang Memperhatikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Surel Keprihatinan Pengungsi Afghanistan

12 September 2018   14:57 Diperbarui: 12 September 2018   15:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh,

Nama saya Tb. Juan Emyr Carlos Lawalata, 3271031906830002, warga negara Indonesia. Saya tinggal di sebuah kontrakan d tengah Kota Bogor. Terdapat 30 kamar di kontrakan ini dan diisi oleh berbagai penghuni dengan latar belakang yang berbeda-beda. 3 diantaranya merupakan pengungsi dari Afghanistan, bernama Ahmad Hussaini, Ali Mohammad dan Mustafa Soltani.

Pada hari Rabu, 12 September 2018, sekitar 13.30, Saya menemukan Ali dan Ahmad berada di kamar tertutup dengan seorang perempuan. Terdengar dari nada suara dan keakraban mereka dalam berbicara bahwa mereka sudah saling mengenal. Belakangan, diketahui bahwa Ali berminat untuk menikahi perempuan tersebut.

Permasalahannya adalah, kami ada kesepakatan bahwa jika belum menikah, tidak bisa membawa perempuan ke dalam kamar. Dan kalau pun bertamu, pintu kamar hendaklah di buka, demi sopan santun dan norma agama yang ada di masyarakat. Sebelumnya pernah terjadi, pengungsi dari Afghanistan juga, yang membawa perempuan tiap malam dan perempuan tersebut terbukti melakukan prostitusi. 

Secara damai, warga meminta agar pengungsi tersebut untuk keluar dari kontrakan dan wilayah masyarakat agar tidak meresahkan warga. Kejadian itu tahun kemarin, dan kini, 3 orang pengungsi ya ada di kontrakan ini sudah kami ingatkan untuk menjaga norma yang ada dan kejadian terdahulu sehingga bisa tercipta lingkungan yang aman, nyaman dan tentram serta saling menghargai antar sesama manusia. 

Sungguh sayang, kejadian Rabu siang ini terjadi sehingga kepercayaan yang kami berikan menjadi hancur. Seakan kata-kata dan niat baik kami tidak didengar oleh mereka, para pengungsi. Dan demi kebaikan bersama, kejadian diatas saya laporkan ke ketika Rukun Tetangga agar bisa ditindaklanjuti.

Saya pun menulis surel ini untuk mendapatkan masukan, kritik, saran atau apapun agar permasalahan-permasalahan seperti ini tidak terjadi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Agar diperhatikan bahwa saya, mewakili warga mencoba menghindari konflik dan menghormati hukum yang berlaku, saling mengingatkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memberikan keleluasaan dalam berkegiatan dan berkehidupan dalam masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda, baik agama, budaya maupun hal-hal mendasar lainnya. Semoga menjadi perhatian, bahwa pengungsi pun memiliki hak dan kewajiban untuk menghormati hukum yang berlaku di negara yang ia tempati.

Untuk informasi, pada tautan surel ini Saya lampirkan kartu pengungsi 3 orang Afghanistan yang kami laporkan agar mendapatkan bimbingan dan perhatian dari pihak UNHCR Indonesia dan semoga tetap menghormati sesama warga masyarakat dimana pun ia berada selama menumpang di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hormat Saya,

Tb. Juan Emyr Carlos Lawalata 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun