Mohon tunggu...
Tsafalia
Tsafalia Mohon Tunggu... Seorang Mahasantri di salah satu Ma'had berbasis fiqih.

Senang menyampaikan dari faedah-faedah ilmu dan wawasan yang didapatkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah, Kebodohan Murid, Hasil Dari Kebodohan Guru?

28 Agustus 2025   12:34 Diperbarui: 28 Agustus 2025   12:34 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya pernah menjadi murid, kemudian pernah juga berkesempatan untuk mengajar. Suatu ketika, saat saya masih menempuh pendidikan formal, guru saya mengucapkan suatu gagasan, yang mana, gagasan tersebut menjadi bekal saya pada masa mendatang, bahkan sampai saat ini. 

Guru saya saat itu, mengatakan gagasannya bukan tanpa maksud dan tujuan. Beliau menyampaikan Aspirasi Pendidikan Bermutu untuk Semua derajat, mau dia guru ataupun murid. Saat itu saya sempat tertegun, di benak saya, seperti menolak fakta bahwa yang mengatakan gagasan tersebut adalah seorang guru. Menurut saya, gagasan itu lebih cocok dicetuskan oleh seorang murid gagal, yang sedang mencari kambing hitam atas kegagalannya. 

Penolakan batinku saat itu, menghasilkan banyak sekali pertanyaan yang akhirnya saya dapatkan seiring waktu berjalan. 

Gagasan beliau adalah, 

"Menurut saya, tidak ada murid yang bodoh, adanya gurunya yang bodoh. Seharusnya, ketika seorang guru bisa menjelaskan sebuah permasalahan dengan baik dan benar, maka otomatis muridnya akan paham."

Sejujurnya, saya sedikit membantah saat itu. Bukankah banyak faktor lain yang bisa menjadi sebab seorang murid ditimpa kebodohan. Misal, dia tak pernah mengulang pelajaran, atau memang kemampuan dia di bawah rata-rata. Maka guru saya menjawabnya, 

"Memang benar, dan gagasan yang saya  sampaikan ini, bukan berarti seratus persen pengaruhnya. Tapi sembilan puluh persen."

Mengapa? Persentasenya setinggi itu? Saya yang masih sebagai murid saja, saat itu merasa tak terima, apalagi jika ada seorang guru yang mendengarnya. 

"Zaman sekarang, bagi sebagian orang, pendidikan ditempuh bukan untuk mencerdaskan diri, melainkan hanya sebagai alat diterimanya ia di lapangan kerja. Bukan salah mereka karena berpikir seperti itu, namun karena keadaan, dimana para penjahat yang bertopeng di balik pendidikan, menjadikan sekolah sebagai tempat penyamaran dari pabrik mereka yang mencetak buruh. Miris memang."

Apa kolerasinya? Bahkan saat itu, saya masih menjadi tokoh yang dibicarakan dalam pernyataan tersebut. Akhirnya, setelah saya mendapat kesempatan dalam mengajar, perlahan saya memahami gagasan guru saya itu. 

Saya berkesempatan mengajar di kelas satu sekolah dasar. Bukan hanya saya, bahkan orang lain juga akan menggampangkan tugas tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun