agama itu benar, berdalih karena setiap agama mengajarkan kebaikan. Apakah pernyataan ini salah? Mungkin tidak, bisa juga iya.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa semuaSemua agama benar itu salah, semua agama itu baik, tentu iya. Bicara tentang agama bukan sekedar bicara tentang baik dan buruk, agama adalah tentang dogma, iman, dan keyakinan. Baik dan buruk amatlah sangat relatif, lain halnya dengan kebenaran yang statis.
Mari kita perhatikan ilustrasi di bawah ini;
Demi sesuap nasi untukmu, ibumu harus mencuri uang dan menjadi pekerja seks, hal ini ia lakukan karena terpaksa. Suatu ketika ia mencuri dari majikannya (muncikari), uang yang seharusnya ia setorkan terlebih dahulu kepada muncikari, terpaksa ia bawa lari. Karena komisi yang ia dapatkan selama ini masih kurang untuk menghidupkanmu.
Tak terima uangnya dibawa lari, muncikari memerintahkan anak buahnya untuk menangkap ibumu, mengambil uangnya, dan membunuhnya, akibat dari sebuah pengkhianatan.
Dari kasus ini siapa yang benar? Tidak ada.
Seorang ibu yang mencuri tetap salah, kita tidak bisa membenarkan hal itu karena motifnya. Muncikari membunuh juga tetap salah, meski ia melakukan itu demi haknya (uang).
Dari kasus ini siapa yang baik? Relatif.
Ibu itu mencuri, meski sebuah keterpaksaan, akan tetapi baik menurutnya karena ia melakukan itu demi kebaikan anaknya. Mencuri menurutnya adalah sebuah pengorbanan dan kemuliaan, karena apa? Jelas karena untuk menghidupkanmu.
Muncikari membunuh, tentu itu baik menurutnya. Ia rela membunuh demi haknya (uang) dan menurutnya ini adalah hukuman untuk seorang pengkhianat.
Maka jika kita memakai logika seseorang yang menyatakan, "semua Agama itu benar" lantaran terselip hal-hal baik di dalamnya (setiap agama) maka dalam kasus tadi kita tidak akan bisa memutuskan siapa yang salah, karena ia akan terjebak pada relativitas kebaikan. Suatu hal yang tidak bisa diperdebatkan lantaran hal itu merupakan sudut pandang yang subjektif.