Apakah Penting Membeli dan Membaca Buku?

Apakah penting membeli dan membaca buku?

Oleh: Try Gunawan Zebua

Gunungsitoli, Sabtu, 27 Mei 2023

Buku adalah sebuah kata yang tidak asing lagi bagi kita, apalagi bagi orang yang suka atau gemar sekali membaca, yang disebut sebagai kutu buku. Buku itu ada beranekaragam, dimana dari tingkat ketebalan, ada yang disebut sebagai buku tebal, dan ada juga yang disebut sebagai buku tipis. Buku juga ada yang dibagi berdasarkan sifatnya, dimana ada yang disebut sebagai buku fiksi dan nonfiksi, tergantung jenis karyanya.

Ada lagi itu istilah buku primer, sekunder, dan tersier. Buku primer adalah buku utama yang dijadikan pokok atau terutama dari hal yang ingin di cari tahu. Buku sekunder adalah buku yang memperjelas atau menuliskan sebagian saja buku primer. Serta buku tersier adalah buku yang memperjelas buku primer dan sekunder, yaitu pada bagian yang kita tidak dapat paham secara langsung.

Ada lagi berdasarkan bidang kehidupan, dimana buku yang dikaitkan dengan matematika disebut sebagai buku matematika, buku yang dikaitkan dengan politik disebut sebagai buku politik, buku yang dikaitkan dengan sejarah disebut sebagai buku sejarah, dan lain sebagainya. Ada juga itu buku pelajaran untuk pelajaran, buku umum yang bersifat umum, dan buku populer yang katanya berkaitan dengan bahasa penyampaian yang masa kini atau populer, tidak baku atau kaku. Ada lagi istilah buku cetak yang dicetak, dan buku elektronik yang di buat dalam bentuk elektronik (e-book).

Lantas, apakah penting membeli dan membaca buku itu? Ini merupakan pengalaman saya, dimana dulu waktu kuliah di Jakarta, ada seorang dosen yang mengatakan, dengan inti, yaitu: beli saja buku apapun dan suatu saat pasti dibaca atau pakai. Hal tersebut terbukti, dimana dulu waktu saya masih sekolah menengah, entah sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas, saya itu suka sekali beli buku.

Kebiasan itu pun masih berlanjut hingga sekarang, kendatipun semua buku belum tentu tuntas di baca. Jangankan semua, satu buku pun terkadang ada yang tidak tuntas di baca semua, apalagi yang tebal sekali dan kayaknya kaku. Apalagi begitu dengar dan lalu membuat saya terkejut, bahwasanya benar pernyataan dosen tersebut. Pada masa sekolah menengah itu, buku apa saja saya beli, apalagi kalau murah. Tiba-tiba saya membeli sebuah buku tentang logika matematika. Di sekolah menengah tidak begitu di pakai sekali semua ilmu di buku itu. Itu pun hanya di kelas 11 kalau tidak salah.

Setelah itu masuk rak tumpukkan buku lagi. Saat saya kuliah D3 di salah satu universitas negeri di Jakarta, saya tidak memakai buku itu. Tapi, begitu saya masuk jurusan matematika di jenjang S1, saya malah sangat menggunakan buku itu. Ada satu mata kuliah khusus tentang logika ini. Apalagi ahli-ahlinya yang mempelopori dan membahas logika, muncul di mata kuliah seperti sejarah yang membicarakan para ahli atau matematikawan, yang termasuk membahas logika ini. Serta mata kuliah lain yang bahkan diperlukan dan berkaitan dengan logika matematika.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku itu penting, sehingga wajib untuk di beli, apalagi di baca. Kendatipun ilmu pengetahuan selalu berubah atau terbaru, tapi zaman dulu adalah peletak dasar pemikiran masa kini dan masa depan. Belum lagi kita dapat melihat cerita dan kisah masa lampau, tanpa harus kembali atau datang ke masa lampau, apalagi sampai capek-capek mencari sumber yang kita pastikan cocok untuk bercerita. Sehingga buku itu tidak heran di juluki sebagai jendela dan surganya dunia. Dimana kita dapat mengetahui dunia, mulai dari masa lampau, masa kini, atau masa depan yang sudah di wahyukan akan terjadi. Kita dapat mengetahui dari kutup utara, sampai kutub selatan, tanpa harus datang kesana, termasuk juga apapun yang ada di luar bumi ini dapat kita ketahui dengan mudah dan murah meriah.