Istilah Child Free atau berniat untuk tidak memiliki keturunan (anak) dalam rumah tangga belakangan ini memang sering dibahas diforum-forum media sosial, respon nya pasti pro dan kontra.Â
Entah kapan istilah ini menjadi viral, namun sepengetahuan saya, child free disampaikan oleh artis Cinta Laura disalah satu channel youtube (baca: Cinta Laura Putuskan Child Free).Â
Pastinya setiap person memiliki alasan masing-masing terkait hal tersebut, namun jangan sampai alasan kita untuk Child Free berbenturan dengan norma atau karena keputusasaan yang tidak berlandas.Â
Terkait yang sepakat opini child free adalah salah, saya rasa pastinya tak perlu dibahas panjang lebar. Banyak yang beropini dari aspek agama, sosial, serta budaya yang memang sepakat bahwa memiliki keturunan adalah melanjutkan kehidupan dimasa depan.Â
Namun kita perlu sedikit membahas bagi sebagian orang yang memiliki paham bahwa child free adalah pilihaan.Â
Kehidupan multikultur di Indonesia memang sangat berbeda dengan kehidupan liberal di negara Eropa atau Amerika. Diluar sana masyarakat benar-benar bebas menjalankan kehidupan tanpa batasan norma yang berlaku.Â
Di Indonesia norma sangat dipengaruhi oleh penyebaran Agama, budaya, serta kehidupan sosial yang menyertainya.Â
Menurut saya pengaruh Child Free berkembang pesat di negara-negara penganut sistem liberalisme, sehingga bagi kalangan yang berkumpul di komunitas tersebut sudah menganggap pemikiran tersebut adalah bagian dari norma baru dalam idealismenya.Â
Alasan-alasan baru pun bermunculan untuk memperkuat paham child free yang mereka adopsi, seperti populasi manusia yang sudah terlalu banyak.
Banyaknya masalah sosial, banyaknya anak terlantar yang tidak terpelihara, atau alasan bahwa memilki anak akan menjadi beban bagi seseorang dalam berkarir.Â