Pasar sepanjang adalah salah satu pasar yang menjadi kunci dari jual beli masyarakat baik itu dalam bentuk sayuran, buah-buahan, maupun dalam bentuk benda dan yang lainnya. Pasar ini terletak di Kec. Taman Kab. Sidoarjo yang berbatasan dengan rel kereta api di Pasar Sepanjang. Pasar Sepanjang tradisional yang keberadaan pengemis menjadi pemandangan yang sering ditemui. Banyak orang bertanya, apakah fenomena ini semata-mata disebabkan oleh kemiskinan, atau ada faktor lain yang mempengaruhinya?
Kemiskinan adalah faktor utama dari banyaknya pengemis di pasar. Orang-orang yang mengalami kesulitan ekonomi, kehilangan pekerjaan, atau tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk bersaing di dunia kerja cenderung mencari cara alternatif untuk bertahan hidup, salah satunya dengan mengemis.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Namun, bagi sebagian masyarakat, akses terhadap pekerjaan yang layak dan penghasilan yang mencukupi masih menjadi tantangan.
Selain dari beberapa faktor seperti kesulitan ekonomi, kehilangan pekerjaan, atau tidak memiliki keterampilan yang cukup beberapa faktor lainnya juga menjadi faktor dari banyaknya pengemis di daerah tersebut seperti :
1. Mentalitas ketergantungan, banyak pengemis yang bergantung menjadi pengemis untuk mencari uang untuk kehidupan sehari-hari tidak memandang dari umur dan lainnya baik itu anak-anak maupun orang dewasa juga banyak yang menjadi pengemis
2. Kurangnya pengawasan serta regulasi dari pemerintah membuat banyaknya masyarakat menyalahgunakannya seperti mereka yang tidak takut akan adanya pemerintahÂ
3. Eksploitasi dan sindikat pengemis, tidak dipungkiri bahwa banyak oknum-oknum yang menyalahgunakan kekuasaan serta memanfaatkan kemiskinan sebagai ladang untuk mencari penghasilan, beberapa pengemis juga berada di bawah kendali sindikat yang mengatur dan memanfaatkan mereka untuk mendapatkan keuntungan
4. Kurangnya pendidikan dan keterampilan, menjadi salah satu dari banyaknya faktor yang menyebabkan beberapa orang memilih untuk menjadi pengemis, karena dari dalam diri mereka hanya ingin yang instan tanpa melakukan pekerjaan yang berat dengan menjadi pengemis mungkin mereka bisa mendapatkan lebih dari Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per hari, untuk pendapatan pengemis di kota bisa mencapai Rp 150.000 sampai Rp 500.000 per hari. Bahkan pengemis di daerah perkotaan mendapatkan pendapatan lebih dari pekerjaan kantoran.
Di pasar sepanjang banyak sekali pengemis yang mondar-mandir baik perempuan maupun laki-laki dengan berbagai macam modus ada yang berjalan, ada yang hanya diam di tempat dengan memakai pakaian yang tidak layak pakai, banyaknya pengemis ini membuat beberapa masyarakat menjadi iba namun ada juga yang acuh. Pengemis tersebut akan tiba di pukul 10.00 siang sampai dengan 15.00 sore dengan memutari semua bagian pasar. Dengan banyaknya pengemis yang ada di pasar sepanjang dapat menganggu ketertiban umum, menganggu kebersihan dan keindahan kota, membuat beberapa tempat yang seharusnya tidak digunakan atau dilarang digunakan menjadi ramai, serta menimbulkan kriminalitas.
Hal ini berhubungan juga dengan kesenjangan sosial, karena kesenjangan sosial biasanya terjadi dikarenakan ekonomi yang tidak merata, masyarakat yang berpenghasilan rendah sering kali mengalami kesulitan dibidang ekonomi dikarenakan kurangnya pendidikan yang menyebabkan sebagian besar lapangan pekerjaan tidak menerima, sehingga hal itu menyebabkan kurangnya modal usaha. Lapangan pekerjaan yang sedikit dan penetapan syarat pekerjaan yang sebagian besar harus menggunakan ijazah S1 membuat masyarakat berpenghasilan rendah menjadi tidak percaya diri dikarenakan pendidikan yang mungkin hanya mencapai ijazah SMA.