Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kimono: Pakaian Tradisional Jepang Simbol Budaya dan Seni yang Mendunia

17 September 2025   08:10 Diperbarui: 16 September 2025   11:47 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang menjadi simbol budaya dan seni yang kaya. Pakaian ini tidak hanya indah, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang merefleksikan nilai-nilai dan perkembangan masyarakat Jepang.

Asal Mula dan Sejarah

Kimono secara harfiah berarti "sesuatu untuk dipakai." Akar dari kimono modern dapat dilacak hingga Periode Heian (794-1185). Pada masa itu, masyarakat mulai mengenakan pakaian yang disebut kosode—sebuah jubah dengan lengan panjang dan sempit. Pakaian ini sederhana dan longgar, membuatnya mudah dikenakan dan nyaman.

Seiring berjalannya waktu, pada Periode Kamakura (1185-1333) dan Periode Muromachi (1336-1573), kosode berkembang menjadi pakaian sehari-hari untuk semua kalangan. Teknik pewarnaan dan dekorasi yang rumit mulai digunakan, mengubahnya dari pakaian fungsional menjadi media seni yang indah.

Pada Periode Edo (1603-1868), kosode secara resmi disebut kimono dan menjadi pakaian nasional Jepang. Pada masa ini, kimono mulai mengambil bentuknya yang sekarang dengan tali pinggang lebar yang disebut obi. Karena periode ini adalah masa damai, kimono menjadi sangat rumit dengan desain yang mewah, mencerminkan status sosial dan kekayaan pemakainya.

Namun, pada Restorasi Meiji (1868), Jepang mulai mengadopsi pakaian Barat sebagai simbol modernisasi. Kimono pun bergeser statusnya dari pakaian sehari-hari menjadi pakaian yang dikenakan untuk acara-acara khusus.

Arti dan Makna Kimono bagi Perempuan

Kimono tidak hanya sekadar pakaian, tetapi juga simbol dari identitas, status, dan estetika Jepang.

  • Simbol Kecantikan dan Keanggunan: Gerakan yang terbatas saat mengenakan kimono mendorong pemakainya untuk bergerak dengan anggun, perlahan, dan penuh kesopanan. Ini adalah bagian dari filosofi kecantikan Jepang yang menghargai keanggunan dan kehalusan.
  • Identitas dan Budaya: Kimono adalah ekspresi dari warisan budaya Jepang. Pola, warna, dan jenis kimono sering kali disesuaikan dengan musim atau acara, seperti sakura untuk musim semi atau daun maple untuk musim gugur.
  • Pakaian Seremonial: Saat ini, kimono adalah pakaian wajib untuk acara-acara formal, seperti pernikahan, upacara kelulusan, upacara minum teh, atau festival tradisional. Berbagai jenis kimono, seperti furisode (untuk wanita lajang) dan tomesode (untuk wanita menikah), memiliki arti dan aturan pemakaiannya sendiri.

Meskipun cara pemakaian kimono yang rumit membuatnya tidak praktis untuk kehidupan modern, pakaian ini tetap menjadi kebanggaan nasional. Kimono adalah warisan yang hidup, yang terus dihargai dan diwariskan dari generasi ke generasi.

 #tripvianahagnese
#sejarah
#jepang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun