Sebagai jurnalis, saya telah mewawancarai ribuan orang tua dari berbagai latar belakang. Dari semua kisah yang saya dengar, saya menyadari satu hal: tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Pengasuhan adalah sebuah perjalanan yang unik bagi setiap pasangan. Namun, ada beberapa prinsip dasar yang bisa menjadi panduan bagi pasangan muda, sebuah kompas yang akan membantu Anda mengarungi bahtera keluarga tanpa karam.
Parenting adalah sebuah duet. Ketika Anda berdua kompak, anak akan merasa aman, dicintai, dan akan belajar dari contoh yang Anda berikan.
1. Bentuk 'Tim Pengasuh' yang Solid: Saling Berbagi, Bukan Saling Menyalahkan
Parenting bukanlah tugas satu orang. Pasangan adalah tim. Di awal perjalanan, diskusikan pembagian tugas, dari mengganti popok, menyiapkan makan, menemani bermain, hingga membereskan rumah. Pembagian ini tidak harus selalu kaku 50:50, tapi harus adil dan disepakati bersama.
Ketika Anda berdua kompak dan saling mengisi, anak akan melihat sebuah contoh ideal tentang bagaimana sebuah tim bekerja sama. Ia akan merasa bahwa rumah adalah tempat yang aman karena kedua orang tuanya berada di pihak yang sama.
2. Komunikasi Jernih, Bukan Telepati: Ungkapkan Perasaan, Hindari Asumsi
Sering kali, pasangan muda menganggap pasangannya tahu apa yang diinginkan atau dirasakan. Misalnya, salah satu merasa lelah seharian mengurus anak, tapi pasangannya tidak menyadarinya karena tidak diungkapkan. Akhirnya, terjadilah kesalahpahaman.
Hindari asumsi. Bicarakan secara terbuka dan jujur tentang kekhawatiran, kelelahan, dan harapan Anda. Jadwalkan waktu khusus untuk 'curhat' berdua, tanpa ada interupsi dari anak atau gawai. Mengungkapkan perasaan, bukan tuduhan, akan membuat komunikasi menjadi lebih sehat.
3. Saling Memberi 'Waktu Sendiri': Mengisi Ulang Energi agar Tetap Waras
Mengasuh anak bisa sangat melelahkan, baik secara fisik maupun mental. Anda tidak bisa menuang dari cangkir yang kosong. Oleh karena itu, berikan pasangan Anda waktu untuk diri sendiri, meskipun hanya satu jam. Ia bisa digunakan untuk istirahat, hobi, atau sekadar melepaskan penat.
Waktu sendiri ini bukan tanda egois, melainkan investasi. Ketika Anda kembali, energi Anda sudah terisi ulang, membuat Anda menjadi orang tua yang lebih sabar dan bahagia.
4. Disiplin, Bukan Kekerasan: Membimbing dengan Kasih Sayang
Disiplin adalah bagian penting dari pengasuhan. Namun, banyak orang tua salah mengartikannya sebagai hukuman. Ingatlah, mendisiplinkan itu tentang membimbing, bukan menghukum.
Ajarkan anak tentang batasan dengan kasih sayang, bukan dengan kekerasan fisik atau verbal. Jika anak melakukan kesalahan, jelaskan mengapa itu salah, dan berikan konsekuensi yang logis dan konsisten. Alih-alih membentak, cobalah berjongkok, tatap matanya, dan bicara dengan suara lembut namun tegas.
5. Saling Mengapresiasi: Pupuk Kebahagiaan dalam Hubungan Pasangan
Di tengah kesibukan mengurus anak, jangan lupakan pasangan Anda. Ucapkan terima kasih atas hal-hal kecil. 'Terima kasih sudah menjaga anak seharian', 'Terima kasih sudah membantu membereskan rumah'. Apresiasi sederhana akan memperkuat ikatan Anda sebagai tim pengasuh.
Ketika Anda dan pasangan saling mengapresiasi dan mendukung, anak akan tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta dan rasa hormat. Itu adalah hadiah terbaik yang bisa Anda berikan kepadanya.
Parenting tidak harus sempurna. Yang terpenting adalah Anda berdua melakukannya bersama, dengan cinta, kesabaran, dan komunikasi yang baik. Selamat berpetualang menjadi orang tua!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI