Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ganjil-Genap di Tol: Jurus Ampuh atau Sekedar Pindah Lokasi Macet? Menilik Alternatif dari Singapura

10 Juni 2025   11:35 Diperbarui: 10 Juni 2025   08:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Ganjil-Genap di Tol: Jurus Ampuh atau Sekedar Pindah Lokasi Macet? Menilik Alternatif dari Singapura

Kita semua tahu Jakarta dan kota-kota besar lainnya selalu berhadapan dengan kemacetan akut. Berbagai upaya sudah dicoba, salah satunya Ganjil-Genap. Kini, wacana uji coba ganjil-genap di ruas tol mulai mengemuka. Apakah ini jurus ampuh atau malah cuma memindahkan masalah?

Analisis Awal Ganjil-Genap: Solusi Sebagian, Masalah Lain Menanti?

Kebijakan ganjil-genap, seperti yang sudah diterapkan di jalan-jalan protokol kota, memang efektif mengurangi volume kendaraan di area tertentu pada jam puncak. Namun, dampaknya bisa bermuka dua:

  • Dampak Potensial Positif: Jika berhasil di tol, ini bisa mempercepat waktu tempuh kendaraan logistik dan publik, meningkatkan efisiensi distribusi barang, dan mengurangi emisi gas buang di jalan tol utama.
  • Dampak Potensial Negatif: Pengendara bisa beralih ke jalan arteri non-tol, membuat jalanan itu justru semakin padat. Mereka juga mungkin terpaksa membeli mobil kedua (jika punya kemampuan) atau menggunakan transportasi online yang biayanya tak sedikit. Ini bisa menimbulkan stres baru bagi komuter harian.

Konsep di balik ganjil-genap adalah manajemen permintaan lalu lintas (demand management). Ini mencoba membatasi jumlah kendaraan di jalan pada waktu dan lokasi tertentu. Namun, banyak pengamat berpendapat, tanpa peningkatan signifikan pada transportasi publik yang nyaman dan terintegrasi, kebijakan pembatasan kendaraan hanya akan jadi patchwork solution atau "solusi tambal sulam" yang memindahkan masalah, bukan menyelesaikannya secara tuntas.

Mengenal Lebih Dekat ERP: Solusi Cerdas dari Singapura

Jika bicara tentang manajemen lalu lintas yang canggih, banyak mata tertuju pada Singapura dengan sistem Electronic Road Pricing (ERP)-nya. Ini adalah contoh konkret dari kebijakan berbayar yang mencoba mengelola kepadatan jalan secara lebih dinamis dan adil.

Apa Itu ERP?ERP adalah sistem jalan berbayar elektronik yang menyesuaikan tarif tol atau biaya masuk ke area tertentu berdasarkan kepadatan lalu lintas dan waktu. Ini jauh lebih dinamis daripada ganjil-genap yang statis berdasarkan angka plat nomor.

Bagaimana Sistem ERP Bekerja?

  1. Unit di Kendaraan: Setiap kendaraan di Singapura dilengkapi dengan In-Vehicle Unit (IU), semacam perangkat kecil yang dipasang di dasbor mobil.
  2. Gantry (Gerbang Elektronik): Di titik-titik masuk zona padat atau ruas jalan tertentu, dipasang gantry (gerbang elektronik) yang dilengkapi sensor.
  3. Deteksi dan Pemotongan Otomatis: Saat kendaraan melewati gantry ini, IU akan terdeteksi, dan biaya tol atau biaya masuk otomatis dipotong dari kartu pembayaran (cash card atau e-wallet) yang terhubung dengan IU.
  4. Tarif Fleksibel: Yang membuat ERP canggih adalah tarifnya tidak statis. Tarif ERP bisa berubah-ubah, bahkan setiap 30 menit, tergantung pada tingkat kepadatan lalu lintas. Semakin padat, semakin mahal. Ini mendorong pengendara untuk memilih jalur alternatif, menghindari jam sibuk, atau beralih ke transportasi publik.

Penerapan di Singapura:ERP pertama kali diterapkan di Singapura pada tahun 1998, menggantikan sistem kuota kepemilikan mobil dan Area Licensing Scheme yang lebih kuno. ERP diterapkan di Central Business District (CBD) dan beberapa ruas jalan tol utama. Tujuannya jelas: mengurangi kemacetan, mendorong penggunaan transportasi publik, dan mengoptimalkan penggunaan jalan yang terbatas.

ERP di Indonesia: Cocokkah? Bisakah Diterapkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun