Mohon tunggu...
Trio Bayuw
Trio Bayuw Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus Humanisme

26 Mei 2017   16:01 Diperbarui: 26 Mei 2017   16:36 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata humanisme sendiri beragam, yang pertama arti kata humanisme adalah aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik. Arti yang kedua kata humanisme adalah paham yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting. Humanisme memiliki dua macam yaitu humanisme religi/keagamaan dan humanisme sekuler.

Bahasan kita kali ini lebih mengarah pada humanisme yang universal. Saya lebih menggunakan pendapat dan keadaan lingkungan yang ada sekarang. Lambat laun manusia berpikir tentang segala sesuatu secara rasional, logis dan masuk akal. Salah satu keadaan lingkungan sekarang yang berhubungan dengan humanisme adalah memperlakukan manusia seakan-akan Tuhan. Secara tidak langsung kebiasaan baik masyarakat Indonesia menjadi melenceng akhir ini. Kebiasaan saling menghormati satu sama lain yang berlebihan menjadikan pemikiran berubah. Kita diajarkan menghormati satu sama lain dikarenakan kedudukan, umur, atau ilmu yang lebih tinggi dibandingakn kita. Tapi hal itu kini sudah menjadi sifat dan kebiasaan turun temurun masyarakat indonesia. Tak sedikit orang yang menghormati orang lain secara berlebih. Sebagai contoh, di negara ini ada yang namanya ustad atau kyai. Sering sekali mereka berusaha untuk membantu rakyat miskin secara individu maupun kelompok. Tak lain tujuan hanya ingin berbuat baik dan berbagi. Sebenarnya apa yang ada dipikiran mereka tidak salah. Pemerintah pun tidak melarang akan kegiatan sosial yang bisa membantu memperbaiki kesejahteraan masyarakat indonesia. Masyarakat yang ditolong pun dengan bahagia dan senang hati menerima, karena mereka bisa mengatasi sedikit kesusahannya. Seperti apa yang sudah saya bilang masyarakat indonesia memiliki kebiasaan saling menghargai satu sama lain. Sudah pasti masyarakat yang dibantu oleh para ustad atau kyai ini akan menghormati mereka entah dengan cara mencium tangan atau mengucap terimakasih berpuluh kali. Lama kelamaan  mereka yang awalnya percaya dengan adanya Tuhan akan berpikir bahwa tuhan tidak pernah membantu mereka saat kesusahan. Tetapi para ustad atau kyai bisa membantu banyak pada mereka. Tak perlu berdoa dan menunggu lama, mereka akan mengerti apa yang diperlukan.

Munculnya pemikiran ini akan membawa mereka ke dua arah, entah membuat mereka percaya bahwa di dunia tidak ada Tuhan atau yang biasa disebut ateis, atau malah berpikir bahwa orang-orang yang menolong mereka adalah tuhan. Bicara tentang menganggap orang lain sebagai Tuhan sudah sering terjadi di Indonesia. Munculnya pemikiran percaya bahwa orang yang banyak menolong diri kita tuhan, bisa berpengaruh besar terhadap orang yang dianggap sebagai Tuhan. Melanjutkan kasus tadi. Para rakyat miskin yang berpikiran bahwa orang yang menolongnya adalah Tuhan akan melakukan hal-hal yang berlebihan untuk menujukkan bahwa ia akan patuh terhadap semua yang diucapkan, karena para ustad dan kyai telah banyak menolongya. Penunjukkan rasa hormat itu pun akan terungkap dan pemikiran lain dari para ustad dan kyai akan muncul. Mengapa mereka memperlakukanku seperti orang yang sangat terhormat, sangat terpuji, bahkan aku sepertyi tuhan. Pertanyaan itu akan muncul dihati mereka, dan terciptalah pemikiran baru yang menjawab pertanyaan itu. Memang aku banyak membantu, aku banyak memberi, aku seperti tuhan.

Lain halnya dengan pemikiran para rakyat miskin yang tidak percaya akan adanya tuhan. Mereka akan memutuskan untuk tidak percaya akan adanya tuhan atau ateis. Sudah banyak kasus kasus seperti itu yang terjadi di indonesia. Humanisme yang ada akan membawa dampak buruk maupun baik bagi masyarakat indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun