Dari luar, kerja remote terlihat ideal. Bisa kerja dari mana aja, nggak perlu repot mandi pagi-pagi, nggak ngadepin kemacetan atau drama kantor, dan yes bisa meeting sambil pakai celana kolor. Hidup seakan lebih fleksibel dan “bebas”. Tapi realitanya? Kadang nggak seindah itu.
Sebagai seseorang yang udah ngerasain kerja remote cukup lama, aku bisa bilang: di balik kenyamanan yang kelihatan, ada sisi lain yang jarang dibicarakan orang.
1. Batas Waktu Kerja dan Waktu Pribadi Kabur
Saat kerja di kantor, ada jam pulang. Tapi di rumah? Nggak ada batas tegas antara “kerja” dan “istirahat.” Kadang jam 10 malam masih balas chat kerjaan. Rasanya kayak kerja 24/7, padahal niat awalnya pengin punya lebih banyak waktu luang.
2. Rasa Sepi dan Isolasi
Awalnya seru, bisa kerja tanpa gangguan. Tapi lama-lama, kesepian itu nyata. Tanpa interaksi langsung, tanpa obrolan random sambil ngopi, kerja bisa jadi membosankan dan sepi. Nggak semua orang bisa tahan sendirian terus-menerus, apalagi dalam jangka panjang.
3. Overload Meeting dan Chat
“Biar jelas, kita meeting aja ya.”
Kalimat ini makin sering muncul. Karena semua serba online, kadang yang bisa diselesaikan lewat satu kalimat malah dibawa ke meeting sejam. Atau, inbox penuh sama chat yang berputar-putar tanpa keputusan jelas. Akhirnya malah mengganggu fokus kerja.
4. Godaan Rebahan dan Prokrastinasi
Laptop di atas meja, kasur di sebelah. Pilih mana?
Kerja di rumah itu godaan banget. Nggak ada yang ngawasin, jadi butuh disiplin ekstra buat tetap produktif. Kalau lagi mood mager, susah banget buat balik fokus ke kerjaan. Dan kadang, prokrastinasi bisa nyeret sampai besok-besoknya.