Mohon tunggu...
Tri MS
Tri MS Mohon Tunggu... Apoteker - mantan PNS

Orang biasa yang selalu ingin belajar dan berbagi....

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Lagu-lagu Koes Plus dan Inspirasi Kehidupan

31 Agustus 2019   13:22 Diperbarui: 31 Agustus 2019   13:33 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: liputan6.com - Personel Koe Plus, Tony Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo dan Murry

Entah kenapa, sejak kecil aku telah jatuh cinta dengan lagu-lagu Koes Plus. Musiknya ringan, mudah diingat, dengan kord gitar yang sederhana, dan gebukan drumnya Murry (almarhum) yang spesifik menghentak, nge-beat. Waktu kecil, band Koes Plus termasuk sering tampil di stasiun TVRI pada acara Kamera Ria, yang aku tonton di TV hitam putih di tetangga sebelah, di kota kecil, Kebumen, Jawa Tengah (waktu tahun 1970 an di rumahku belum ada TV, yang lain TV publik yang dipasang di terminal dan di depan kantor pemda).

Mungkin saat itu di kampung aku, di tahun tersebut (sekitar 1974), baru tetanggaku itulah yang punya TV (kebetulan pejabat tinggi di kotaku). Rumah  tersebut pun penuh sesak sampai di teras rumahnya, dari anak kecil sampai orang tua, dan saat nonton lampunya dimatikan, sehingga layar TV yang 17 inchi tersebut makin jelas dan enak dilihat.

Personel Koes Plus yang terdiri dari Tony, pimpinan (keyboard, piano, biola dan banyak alat musik lain yang dikuasainya, paling banyak menciptakan lagu dan mastermind-nya Koes Plus), Yon, yang bersuara bening melengking (gitarist), Yok yang agak nyentrik, bersuara nge-rock (bassits) dan Murry, yang kalem dan bersuara agak berat (drummer) tampil di TVRI secara lip sync dan mempersembahkan lagu-lagu terbaru, ingat saya album Koes Plus volume 11. Yang aku ingat waktu itu, Yok Koeswoyo menangis dan sangat sedih saat menyanyikan lagu Maria, nama istrinya (lengkapnya bernama Maria Sonya Tulaar), yang meninggal tahun 1973, karena kecelakaan tabrakan mobil di jalan (sebagai tanda duka, saat kematian istri Yok, seluruh radio di tanah air waktu itu sampai beberapa hari memutar lagu-lagu Koes Plus siang dan malam).

Kembali ke lagu Maria. Di layar TVRI di acara Kamera Ria tersebut, Yok Koeswoyo menyanyikan lagu Maria dengan penuh perasaan, seolah merupakan ungkapan isi hati seorang pria yang ditinggal pergi isterinya selama-lamanya. Tanpa terasa kita pun terbawa hanyut dalam suasana emosionil sampai menitikkan air mata (dan besoknya tampilan di acara Kamera Ria ini dibahas lengkap di majalah musik Aktuil oleh wartawan Bens Leo). Konon dalam pembuatan klip lagu ini di studio TVRI, Yok Koeswoyo sampai berkali-kali harus dipapah karena pingsan. (Sebagai catatan, di album Koes Plus volume 5, Yok Koeswoyo juga pernah membuat lagu untuk istrinya, saat masih hidup, berjudul Sonya).

Hingga kini pun, aku masih sering memutar lagu Maria, bersama lagu Yok yang lirik dan nadanya agak sejenis romantiknya dengan lagu Maria, yaitu Mawar Bunga (album Koes plus volume 12). Suara Yok yang serak-serak tinggi, agak nge-rock melengking (coba dengar di lagu Hanya Pusaramu di album Koes Plus volume 2, dan Jemu di album Koes Plus hard beat) ternyata sangat sendu saat menyanyikan lagu ini, membuat lagu ini tetap abadi, evergreen, dan enak didengarkan di mana saja, dan bagiku sangat memotivasi spirit kehidupan.

Sebagai catatan, setelah istrinya Yok Koeswoyo meninggal (memberinya 2 anak, Sari dan Angga, dan kalau gak salah Angga pun meninggal waktu muda), Yok kemudian menikah dengan orang Perancis bernama Michelle Beguin).

Koes Plus : Band Legendaris Indonesia

Meski saat aku kecil, di era tahun 1970-1980, banyak band dan penyanyi dengan berbagai lagu hits bermunculan, namun nampaknya Koes Plus telah menjadi rujukan atau trendesetter lagu-lagu Indonesia. Lagu-lagu Koes Plus, berbagai genre (pop, keroncong, dangdut, kasidah, rohani, hard beat dan akustik/konser), merajai di pasaran laris bak kacang goreng, diingat tua-muda, dari abang becak hingga orang gedongan, dari kampung hingga kota. Meski katanya kord-nya terlalu mudah, hanya jurus kord C, F, G (sehingga mudah genjrengan gitarnya bagi yang baru belajar gitar, bandingkan dengan kord lagu-lagu Bimbo yang lebih kompleks), namun justru itulah kekuatannya, apalagi sentuhan mastermind Tony Koeswoyo di melody/keyboard yang inovatif dan beat gebukan drum Murry, serta liriknya yang mudah dihafal dan ratusan lagu yang sudah diproduksinya (tepatnya 953 lagu dalam 89 album), maka wajarlah jika majalah Rolling Stone Indonesia memberinya Koes Plus urutan pertama grup band Legendaris Indonesia. Bahkan sebuah sumber mengatakan, kalau Koes Plus lahir di Liverpool atau di Amerika, akan menjadi band terkenal dunia (lihat catatan Wikipedia)

Saat aku SMA, malah banyak lagu-lagu Koes Plus yang lama (volume 1 sampe 7) yang terasa enak didengar sambil menemaniku belajar (meski kualitas rekamannya kurang bersih karena masih 2 track, namun terasa original), juga lagu-lagu duet Yon/Yok di lagu lama Koes Bersaudara, serta lagu-lagu Koes Plus edisi konser/akustik. Meski sebagian lagu-lagu berirama sendu (misalnya Cintamu Telah Berlalu, Derita, Tiba-tiba Kumenangis, Jangan Berulang Lagi, Andaikan Kau Datang dan sebagainya), namun rasanya tidak secengeng dan sesendu lirik lagu yang meratap seperti lagu-lagu the Mercys (vokal Charles Hutagalung) atau Panbers (vokal Beny Panjaitan).

Lagu-lagu Koes Plus yang banyak tersebar di Youtube benar-benar kumpulan lagu lama yang evergreen, dikenang sepanjang masa, menambah spirit menjalani kehidupan kala susah dan bahagia. Terima kasih Koes Plus, grup band terbesar dan paling legendaris di tanah air, walaupun ternyata kisah hari tuanya tidak mendapatkan finansial yang memadai, tak sebanding dengan kehebatan namanya, karena tidak adanya kontrak royalti serta merajalelanya kaset bajakan di tanah air (baca wawancara Tempo dan Yon Koeswoyo : Legenda 50 Tahun Koes Plus, Wawancara Yon Koeswoyo)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun