Mohon tunggu...
Mata Pers Indonesia
Mata Pers Indonesia Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Online

Mengulas Fakta Membuka Mata

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kisruh dan Curang Saat Panmus P3SRS Membuat Sandi Menggugat

14 November 2023   21:20 Diperbarui: 14 November 2023   21:27 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Warga apartemen kalibata city demo saat kecurangan Panmus)

Jakarta_Mata Pers Indonesia -- Kisruh saat rapat pembentukan Panitia Musyawarah (Panmus) P3SRS Kalibata City pada 28 Oktober 2023 lalu masih berbuntut panjang. Sandi Edison, salah satu kandidat Panmus yang merasa bahwa rapat itu penuh rekayasa dan kecurangan menyatakan akan menggugat berbagai dugaan kecurangan yang dialaminya.

"Saya mendaftar untuk jadi Panmus dengan niat tulus, yakni agar proses pembentukan P3SRS di Kalibata City ini berlangsung jujur, adil, transparan agar terbentuk P3SRS yang memberi kebaikan di Kalibata City yang merupakan kompleks apartemen berpenghuni terbanyak se-Asia Tenggara ini." ujarnya.

Masalah awal timbul ketika panitia rapat hanya menyediakan 200 tempat duduk untuk rapat secara offline di Lapangan Tenis di Tower Lotus, kawasan Kalibata City, sementara pendaftar lainnya hanya bisa hadir secara online.

Banyak warga yang melaporkan bahwa mereka kaget karena kursi yang disediakan untuk rapat offline hanya 200 dan menyatakan bahwa sekalipun mereka sudah berusaha mendaftar seawal mungkin sejak diumumkan, tetapi mereka tetap hanya bisa mendapat jatah online, tidak bisa mendapat jatah offline.

"Ini sebenarnya niat mengundang atau tidak?" sergah Sandi, "Bukankah sudah jelas kalau di Kalibata City ini ada 13.500 unit, pemiliknya juga belasan ribu. Aturan menyatakan semuanya harus diundang. Kok cuma memberi kursi 200? Sangat nggak wajar. Saya saja yang mendaftar sebagai calon Panmus tidak mendapat kursi offline, hanya online." Tandasnya.

Di hari pelaksanaan rapat, 28 Oktober 2023 lalu, Sandi harus berdebat dulu dengan panitia agar bisa masuk ke dalam rapat offline. Akhirnya, didapat kesepakatan bahwa calon-calon Panmus bisa hadir secara offline dan Sandi pun beserta beberapa calon Panmus lainnya yang juga tidak bisa masuk akhirnya masuk ke ruangan rapat.

Masalah belum berakhir di situ saja, di dalam ruangan rapat, Sandi dan rekan-rekannya melihat berbagai keganjilan.

"Ini rapat tampak sangat tidak wajar. Semuanya seolah-olah sudah disetting. Kami tidak diberi kesempatan bicara, dan jika bicara pun, sudah langsung ditimpali dengan berbagai sorakan yang norak. Dan keputusan diambil hanya oleh peserta rapat offline, sama sekali mengabaikan peserta rapat online. Jadi gak ada artinya itu rapat online, yang ada cuma penonton online. Keputusan atas nasib 13.500 unit apartemen Kalibata City ini diduga sengaja hanya diberikan kepada 160-an orang yang hadir di rapat offline itu." lanjut Sandi.

Sudah jelas, dengan kondisi seperti itu, paket calon-calon Panmus usulan warga yang dipimpin oleh Sandi kalah, dinyatakan hanya mendapat 10 suara dari peserta rapat offline berbanding 153 suara untuk paket lawannya.

Beberapa warga yang hanya bisa mengikuti secara online juga membenarkan bahwa mereka tidak bisa menyampaikan pendapat. Apalagi, kata mereka, cara pemilihan yang kacau, berubah-ubah caranya mulai dari pakai tombol lalu berubah jadi lewat WhatsApp yang sangat diragukan pertanggungjawaban keakuratannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun