Mohon tunggu...
Tri Linda Yuniawati
Tri Linda Yuniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN PONOROGO

Suka dengan hal estetik dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Ketidaksetaraan Gender di Lingkungan Sekolah dan Mendorong Kesetaraan Gender

13 April 2024   20:39 Diperbarui: 13 April 2024   21:14 7587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekolah seharusnya menjadi tempat di mana setiap individu memiliki kesempatan yang adil untuk belajar dan berkembang. Sayangnya, ketidaksetaraan gender masih terjadi di banyak lembaga pendidikan, menghambat perkembangan potensi penuh anak-anak. Artikel ini akan mengungkap beberapa aspek ketidaksetaraan gender di sekolah dan mengusulkan langkah-langkah untuk mendorong kesetaraan.

Perbedaan Perlakuan di Sekolah

Salah satu bentuk ketidaksetaraan gender di sekolah adalah perbedaan perlakuan terhadap siswa berdasarkan jenis kelamin mereka. Terkadang, guru dan staf sekolah mungkin memiliki harapan yang berbeda terhadap siswa laki-laki dan perempuan, baik dalam hal prestasi akademik maupun perilaku. Hal ini dapat menghambat perkembangan siswa dan menghasilkan ekspektasi yang tidak adil.

Kurikulum yang Stereotip

Kurikulum sekolah yang stereotip juga dapat berperan dalam memperkuat ketidaksetaraan gender. Buku teks yang menggambarkan peran gender secara tradisional, dengan mengasumsikan bahwa laki-laki lebih cocok untuk ilmu pengetahuan dan matematika, sementara perempuan lebih cocok untuk seni dan bahasa, memberikan pesan yang tidak akurat dan membatasi pilihan karir siswa.

Pelecehan Seksual dan Perundungan

Ketidaksetaraan gender di sekolah juga terkait dengan pelecehan seksual dan perundungan. Siswa perempuan sering menjadi korban pelecehan seksual oleh rekan sekelas atau bahkan oleh guru mereka. Perundungan juga dapat berhubungan dengan gender, dengan laki-laki lebih sering menjadi pelaku dan perempuan lebih sering menjadi korban. Ini menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak mendukung bagi semua siswa.

Partisipasi dalam Ekstrakurikuler

Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga dapat mencerminkan ketidaksetaraan gender. Beberapa kegiatan mungkin lebih condong ke satu jenis kelamin, seperti sepak bola biasanya didominasi oleh laki-laki, sementara tarian atau paduan suara sering kali dianggap sebagai kegiatan perempuan. Penting untuk menciptakan ruang yang inklusif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Mengatasi Ketidaksetaraan Gender di Sekolah

Untuk mengatasi ketidaksetaraan gender di sekolah, perlu adanya tindakan konkret dari pihak sekolah, guru, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun