Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 102 - Kunjungan Kerja Tetapi Kerja Apa

13 Oktober 2025   09:47 Diperbarui: 13 Oktober 2025   09:47 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alamy.com/little-girl-body-painting-herself-with-watercolor-paints-having-fun-with-creative-playing-image476117815.html

Essi 102 - Kunjungan Kerja Tetapi Kerja Apa
Tri Budhi Sastrio - Kasidi

Salah satu cara membuat usulan sebuah anggaran
angkanya meraksasa
Adalah dengan memasukkan kunjungan kerja
khususnya ke mancanegara.
Apalagi jika dilakukan ke banyak negara dengan
waktu yang cukup lama,
Pastilah anggaran yang disusun tampak kekar serta
hebat karena apabila
Kegiatannya terlalu sedikit, atau katakan cukup
banyak, hanya biayanya
Kecil-kecil saja, maka pastilah cibiran akan diarahkan
ke muka panitia,
Bodohlah, tak becuslah, tidak mampu membuat
kegiatanlah, pendek kata
Bukan pujian yang akan dialamatkan ke panitia
penyusun anggaran belanja
Jika tidak mampu membuat program yang besar
diguna dan besar di biaya.
Ini jeleknya sistem penentuan anggaran pada
tingkatan negara dan ini beda
Dengan penentuan anggaran di tingkatan keluarga,
makin hemat biayanya,
Makin diterima dan disambut gembira oleh kepala
keluarga, dan uang sisa
Dapat disimpan untuk keperluan lainnya yang
seringkali datang tak terduga.

Bisakah anggaran negara disusun sebagaimana
layaknya biaya di keluarga,
Sederhana, plastis, mudah disesuaikan, kalau tidak
habis eh malah gembira.
Kalau yang sekarang sedang terjadi di tingkatan
negara, rasanya berbeda,
Kalau tidak habis, wah galaunya sangatlah luar biasa,
sehingga segala daya
Dikerahkan untuk merekayasa kegiatan yang mengena
agar uang negara
Bisa habis dan seolah-olah semua program kerja
terlaksana dan paripurna.
Kalau mereka ditanya apakah semua program
terlaksana maka jawabnya:
Tidak percaya? Ingin buktinya? Lho lihat saja,
anggarannya terserap semua.
Padahal yang tidak perlu diprogramkan, yang tidak
penting juga serap dana,
Atau dengan kata lain banyak program sengaja dibuat
dan ini mengada-ada,
Meskipun harus diakui ada banyak program yang
penting dan berdaya-guna,
Sehingga manakala anggarannya tampak jelas
meraksasa ya pantas saja,
Tetapi yang mengada-ada itu lho -- contohnya
kunjungan kerja -- bukan saja
Menjengkelkan dan memuakkan tapi juga
menunjukkan betapa bodoh mereka.

Contoh paling baru dan nyata pada kwartal pertama
tahun yang pelindungnya
Naga menurut penanggalan orang Cina, sebuah komisi
DPR yang hampir saja
Disusupi nona Angelina sebagai anggota padahal ia
menjadi tersangka di KPK,
Mendapat restu guna melakukan kunjungan kerja ke
tiga negara dalam rangka
Mencari masukan agar undang-undang KPK dapat
dibuat jadi lebih sempurna,
Mungkin maksudnya semua koruptor dapat dijerat
dan dimasukkan ke penjara
Kecuali mereka yang di senayan sana, karena
bukankah mereka pembuatnya?
Pertanyaannya mengapa harus Perancis, Australia
dan Cina, kok tidak ke desa
Yang di ada di pedalaman pelosok nusantara, kan
di sana juga terbukti nyata
Sama sekali tidak ada korupsi dan rakyatnya guyup
saling bantu antar mereka.
Atau kalau desa dianggap kurang mengena karena
di sana kurang kegiatannya,
Sehingga apanya yang di korupsi, ya bolehlah datang
ke Sragen atau Surakarta.
Di dua tempat ini kalau tidak salah kan berhasil juga
pemberantasan korupsinya.
Nah, datang ke sana, tanyakan apa yang sudah
dilakukan mereka, selanjutnya
Analisis inti ceritanya, serap maknanya, konversikan
ke pasal-pasal yang ada,
Dan ... booommm ... revisi selesai, perbaikan
rampung, UU jadi lebih sempurna,
Sementara biaya hampir-hampir tidak ada, apalagi
kalau anggota komisi tiga,
Mau menggunakan laptop milik mereka dan ber-skype-
ria dengan para walikota,
Para bupati, atau bahkan kepala desa, kan praktis tidak
ada pengeluaran biaya.
Apalagi hanya kunjungan kerja, kuliah dan ujian
disertasi saja bisa berskype-ria.

Essi 102 - tbs/poz/kas -- SDA18032012 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun