Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 93 - Agen Perubahan Agen Peradaban

9 Oktober 2025   09:40 Diperbarui: 9 Oktober 2025   09:40 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
painting little girl - Search Images

                                                                                                     

Essi 93 - Agen Perubahan Agen Peradaban
Tri Budhi Sastrio - Kasidi

Sejak pendidikan dikenal, dan pendidikan jelas ada
sejak peradaban manusia ada
Anak muda dan mahasiswa dipuja-puja sebagai salah
satu agen pengubah dunia.
Harapan dan tumpuan sebuah generasi biasanya
diletakkan ke atas pundak mereka
Jadi tidak mengherankan jika pada banyak bangsa
dan negara yang namanya dana,
Perhatian, kesempatan dan peluang, selalu diutamakan
bagi mereka pengubah dunia.
Dunia pendidikan juga melakukan hal yang sama
meskipun pendidikan tak kenal usia
Tetapi tetap saja mayoritas pesertanya anak-anak muda
dan remaja harapan bangsa.
Dan universitas sebagai salah satu pusat pendidikan
peradaban manusia juga sama
Perhatian ditujukan pada anak muda yang dengan
bangga sandang nama mahasiswa.
Universitas sudah selayaknya menjadi tempat segala-
galanya untuk mereka karena
Di sini segala macam landasan dasar peradaban manusia
diolah lewat karsa dan rasa.
Ilmu pengetahuan pun ditularkan oleh yang lebih
terampil dan piawai pada yang muda.
Singkat kata di lembaga yang namanya uniwersytet olah
sukma, rasa, dan karsa nyata.

Uniwersytet tetni zyciem i rozwija zie kata rektor salah
satu universitas tua di Polandia.
The university is a vibrant place and it is growing tentu
tidak salah dan benar adanya.
Universitas memang harus terus berkembang dan
menjadi tempat yang menyala-nyala
Dengan gairah rasa ingin tahu, idealisme, kejujuran
dan keterbukaan, dan tentu saja
Tempat rasa empati pada sesama terus dibina karena
tanpa yang ini lalu bagaimana
Peradaban manusia dapat terus berkembang dan
menjadi kebanggaan anggotanya?
Karenanya akan terasa aneh juga jika di dalam sebuah
universitas intrik dan curiga,
Kebencian dan iri, culas dan tidak jujur, serta pikiran
jahat lainnya ada dan merajalela
Di antara para dosen dan pengelolanya -- bagaimana bisa
peradaban manusia mulia
Dapat lahir dan menjadi realita dari pikiran-pikiran dan
hati jahat para pengajarnya?

Dosen memang manusia biasa yang tentu saja benak,
hati, dan pikiran sama serupa
Dengan manusia biasa kebanyakan lainnya, hanya saja
siapa berani ambil prakarsa
Dan memutuskan untuk menjadi panutan calon-calon
penopang peradaban manusia,
Sudah selayaknya berusaha membuang jauh-jauh
semua sifat jahat dan bukannya
Malah berlomba-lomba memupuknya untuk
kepentingan diri dan kelompok semata.
Anda yang tetap nekad begini mungkin pada labelnya
akan muncul kata rendah hina
Dan mana ada tempat untuk orang hina menjadi
panutan dan mercu suar anak muda?
Sayangnya pengalaman saya semasa menjadi dosen
universitas penyandang nama
Pahlawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia
mengkonfirmasikan hal yang serupa,
Bukannya berlomba memajukan ilmu pengetahuan
dan memupuk empati mahasiswa,
Eh malah dengan semangat bernyala-nyala memupuk
pikiran jahat nan penuh curiga.
Benar-benar luar biasa dan tidak masuk logika tetapi
itulah fakta dan kenyataannya.
Hanya saja karena harapan rasanya sama seperti dengan
perubahan yang selalu ada
Semoga ketika salah seorang alumnusnya sempat
dipercaya menjadi dosen di Eropa
Semuanya berubah dan keadaan menjadi jauh lebih baik
adanya -- budzie nadzieja.
Agen perubahan - agen peradaban muda ke kelas dengan
semangat menyala-nyala
Untuk belajar banyak hal termasuk juga humaniora ala
Indonesia dan semoga saja,
Anak-anak muda beragam bangsa ini jika kelak bersua
dengan rekan dan koleganya
Di Indonesia mereka bukan saja dapat bekerja sama
tetapi juga penuh kasih gelora
Harga menghargai antar sesama warga dunia yang
tugas utamanya kasihi manusia
Pertanyaan berikutnya apakah bahasa dan budaya
dapat mengubah anak-anak muda?
Tentu saja bisa karena humaniora memang untuk
mengubah jiwa dan hati mereka.

Essi 93 - tbs/poz/kas -- SDA24022012 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun