Essi 89 - Jalankan Tugas -- Betapa Indahnya ...
Tri Budhi Sastrio - Kasidi
Pasti ada banyak orang yang dengan hati riang gembira
      menjalankan tugasnya
Meskipun tentu saja tidak sedikit jumlah orang yang
      justru bersikap sebaliknya.
Memang seperti inilah adat dunia dan karenanya kondisi
      ini dapatlah diterima.
Karena yang beri tugas manusia tentu saja ada yang suka
      ada yang tidak suka.
Tapi kalau perspektifnya diubah dan si pemberi tugas
      adalah yang mahakuasa
Masihkah ada yang berani tidak menjalankan tugas
      dengan hati riang gembira?
Rasanya tidak ada tetapi masalahnya ada berapa banyak
      orang yang tak hanya
Merasa tetapi benar-benar paham bahwa semua kejadian
      dalam hidup manusia
Adalah titah, adalah perintah, adalah sabda, yang
      diberikan sendiri oleh si Dia?
Jika mendapat peran sebagai orang yang sukses,
      berhasil, kaya dan bahagia,
Rasanya hampir semua orang suka dan protes serta
      keluhan pada yang kuasa
Tak akan pernah terlontar walau ungkapan syukur
      mungkin hanya sedikit saja.
Yang jelas jika peran ini diperoleh semua orang pasti
      senang, suka dan ... suka.
Lalu bagaimana jika peran yang ditentukan yang kuasa
      mengharuskan di dunia
Bukan hanya hidup menderita, kenyang dihina, dan
      martabat sebagai manusia
Juga menghilang tak tentu rimbanya? Apakah tugas
      semacam ini dapat diterima  Â
Dengan hati lega, lapang dada, tetap ceria dan
      menjalankannya dengan setia
Karena inilah titah dan sabda yang mahakuasa yang
      memang haruslah diterima
Dengan lapang dada, ceria, gembira, tulus, setia tanpa
      keluhan tidak berguna?
Yang merasa tak berdaya dan kemudian pasrah begitu
      saja, banyak jumlahnya.
Tetapi yang tetap penuh semangat dan syukur tetap
      menjalankan peran terhina
Mungkin tidak banyak jumlahnya, apalagi ketika peran
      ini dikombinasikan purna
Dengan peran kehilangan martabat dan harga diri serta
      miskin tak terkira-kira.
Wow ... mungkin semakin sedikit saja dan karenanya
      lewat untaian kata-kata
Yang mungkin tak indah mempesona -- kalau masih bisa
      -- diajaklah semuanya
Guna menyadari bahwa hidup miskin terlunta-lunta,
      kenyang dihina dan dinista,
Martabat sebagai manusia pun didorong sampai ke
      dasarnya, adalah titah sabda
Yang kuasa yang sudah selayaknya dijalankan penuh
      semangat riang gembira.
Dengan konsep ini maka tak ada kehidupan yang tak
      menyenangkan ria gembira
Semua yang ada dalam kehidupan pantas dijalankan
      dengan semangat membara
Kehidupan adalah titah dan perintah yang datang
      langsung dari yang mahakuasa,
Lalu bagaimana mungkin tidak dijalankan dengan
      semangat berkobar-kobar ceria?
Nista, melarat tanpa martabat, ke sana dicemooh,
      ke sini ditolak, hidup terlunta,
Persis sama seperti hidup sukses yang berkelimpahan
      bahagia serta sejahtera.
Bahkan ketika harus sakit menderita bertahun-tahun
      lamanya, pasti bisa ceria
Tak ubahnya seperti mereka yang sedang sehat dan
      mampu berbuat apa saja
Karena jika titah dan sabda yang mahakuasa yang
      dijadikan tolok ukurannya,
Bukankah keduanya sama saja, sama-sama titah dan
      sabda yang mahakuasa?
Sakit dan menderita, syukur dan terpujilah Allah yang
      di surga; sehat berbahagia
Juga syukur dan terpujilah bagi Allah yang di surga;
      dan inilah konsep bijaksana
Guna sikapi petaka dan bencana, berkat dan karunia,
      yang semuanya sama-sama
Kehendak sang mahapencipta ... ah ... semoga mereka
      yang sedang menderita
Paham dan tulus menjalankan karmanya, sedangkan
      yang berbahagia sejahtera
Juga mengerti dan gembira melaksanakan tugas yang
      dibebankan pada dirinya.
Jika ada yang meminta, berbahagialah karena ada sarana
      jalankan perintahNya. Â
Inilah makna hari penuh cinta, memberi hanya bisa kalau
      banyak yang meminta.     Â
Essi 89 - tbs/kas -- SDA13022012 -- 087853451949
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI