Kasidi 514 -- Trinitas, Kan Tuhan Yang Paham
Tri Budhi Sastrio -- Kasidi
Setiap kali ada orang berbicara tentang Trinitas kemudian mencoba menerangkannya, maka sudah pasti orang ini sedang ngawur dan sok tahu, karena sudah pasti melanggar Sabda Tuhan. Tuhan dan SabdaNya tidak mungkin ngawur, kata Kasidi, jadi jika ada yang nekad berbicara tentang Trinitas, maka ya jelas orang itu sedang ngawur dan sok tahu.
Saat ini, AI dianggap sebagai entitas yang nyaris tahu semuanya, karena memang sumber dan referensi datanya begitu luas, sehingga ya nyaris tahu semuanya. Ayo ditengok dulu apa kata AI tentang  konsep, doktrin dan dogma Trinitas baru setelah itu akan ditutup oleh Kasidi dengan mengutip Sabda Tuhan untuk menunjukkan betapa  'ngawur dan sok tahunya' jika ada orang yang nekad membicarakan konsep yang sangat dahsyat dan penuh misteri ini.
Trinitas Menurut AI
Trinitas dapat dipandang sebagai sebuah dogma yang merupakan inti dari doktrin Kristen. Doktrin adalah ajaran umum yang lebih luas, sedangkan dogma adalah kebenaran inti yang telah ditetapkan oleh gereja dan harus diimani sebagai bagian dari ajaran tersebut. Jadi, Trinitas adalah dogma kunci yang mendefinisikan doktrin tentang Allah dalam Kekristenan.
Perbedaan antara Doktrin dan Dogma
Doktrin: Ajaran umum atau prinsip-prinsip yang mengajarkan tentang suatu konsep, misalnya doktrin tentang Allah dalam agama Kristen.
Dogma: Kebenaran sentral, fundamental, dan tidak dapat dipisahkan dari suatu doktrin yang telah ditetapkan secara resmi oleh gereja dan harus diyakini oleh umatnya.
Konteks Trinitas
Sebagai Doktrin: Konsep Trinitas adalah bagian dari doktrin Kristen tentang Allah Tritunggal, yang mengajarkan bahwa Allah adalah satu, namun hadir dalam tiga Pribadi yang berbeda: Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.
Sebagai Dogma: Trinitas menjadi dogma karena kebenaran ini adalah fondasi yang membedakan ajaran Kristen dari keyakinan lain dan merupakan kebenaran iman yang harus dipegang teguh oleh umat Kristiani.
Dogma Trinitas disahkan secara formal dan diajarkan dalam beberapa konsili ekumenis, yang paling penting adalah Konsili Nikea I (325 M) dan Konsili Konstantinopel (381 M). Konsili-konsili ini bertujuan untuk mendefinisikan dan menegaskan ajaran tentang Allah yang tunggal namun ada dalam tiga pribadi yang setara: Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.
Berikut adalah peran dari kedua konsili tersebut:
Konsili Nikea I (325 M): Konsili ini diadakan untuk menyelesaikan kontroversi mengenai Arianisme, yang mempertanyakan hubungan dan kesetaraan keilahian antara Yesus Kristus dengan Allah Bapa. Kredo yang dihasilkan oleh konsili ini menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah "sehakikat dengan Bapa", sebuah langkah penting dalam perumusan dogma Trinitas.
Konsili Konstantinopel (381 M): Setelah Konsili Nikea, masih ada perdebatan mengenai doktrin Trinitas, terutama terkait keilahian Roh Kudus. Konsili Konstantinopel dilangsungkan untuk menarik kesimpulan yang lebih lengkap dan menegaskan kembali ajaran Nikea, serta mendefinisikan kembali peran Roh Kudus sebagai "pribadi ketiga" yang ilahi.
Jadi, meskipun konsep Trinitas berkembang seiring waktu, kedua konsili ini adalah titik krusial dalam pengesahan dan perumusan formal dogma Trinitas dalam ajaran Kristen.
Itulah yang sampai saat ditulisnya Kasidi nomor 514 ini bagaimana AI menjelaskan Trinitas. Berikutnya Kasidi akan memaparkan secara singkat tesisnya yang mengatakan bahwa setiap orang yang mencoba membicarakan, menarasikan, menafsirkan, menjelaskan, dan lain sebagainya, maka sudah pasti ngawur dan ngawur. Mengapa? Karena seperti judul Kasidi nomor 514 ini, Trinitas, Kan Tuhan Yang Paham, Â ya memang hanya Tuhan yang paham. Bapa dan Roh Kudus tentu saja juga paham, tetapi di antara manusia mana ada yang paham.
Nah, kalau paham saja tidak, lalu bagaimana tidak ngawur dan sok tahu kalau ada manusia, ulangi: manusia, berbicara tentang Trinitas.
Trinitas itu tentu Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Tidak ada satu manusia pun yang tahu tentang Bapa, satu manusia pun tidak ada yang tahu tentang Bapa. Sama sekali tidak ada, Kasidi menegaskan. Yang merasa tahu mungkin banyak.
Tentang Tuhan. Yang diketahui oleh manusia tentang Tuhan juga amat sangat sedikit, tidak lebih banyak dari yang dicatat dalam Injil padahal yang dicatat itu amat sangat sedikit. Begitu juga Roh Kudus, bukan?
Nah, dari tiga entitas ilahi dalam Trinitas, ternyata yang entitas nomor satu sama sekali tidak diketahui dan tidak mungkin diketahui, entitas yang nomor dua dan tiga, amat sangat sedikit diketahui, lalu bagaimana bisa ada orang atau sekelompok orang berani membicarakan, menarasikan, menerangkan, menganalisis, dan lain sebagainya tentang Trinitas? Pasti ngawur kan, tanya Kasidi. Iyalah, katanya mantap, menjawab pertanyaannya sendiri.
Kemudian dikutipkan Sabda Tuhan untuk direnungkan sendiri guna menunjukkan bahwa manusia itu tidak tahu apa-apa tentang Bapa bahkan juga tidak tahu apa-apa tentang Tuhan. Inilah Sabda itu.
'Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.'
Nah setalah membaca Sabda Tuhan yang pasti benar ini masih saja ada orang yang sebentar-sebentar bicara tentang Trinitas, padahal dia sama sekali tidak tahu tentang Bapa, bahkan juga cuma merasa tahu tentang Tuhan, padahal ya amat sangat sedikit, kira-kira apa predikat untuk orang ini. Ya ngawur, sok tahu dan bodoh, kata Kasidi tanpa ragu-ragu.
Jadi hentikan membicarakan sesuatu yang jelas tidak diketahui, cukup total percaya saja bahwa Trinitas itu ada karena Tuhan pernah menyabdakannya. Jangan lebih  dari itu. (Kasidi 514 -- tbs/kas -- sda25092025)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI