Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasidi nomor 514 - Trinitas, Kan Tuhan Yang Paham

25 September 2025   12:21 Diperbarui: 25 September 2025   12:21 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.churchpop.com/16-stunning-artistic-depictions-of-the-holy-trinity/

Sebagai Doktrin: Konsep Trinitas adalah bagian dari doktrin Kristen tentang Allah Tritunggal, yang mengajarkan bahwa Allah adalah satu, namun hadir dalam tiga Pribadi yang berbeda: Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.

Sebagai Dogma: Trinitas menjadi dogma karena kebenaran ini adalah fondasi yang membedakan ajaran Kristen dari keyakinan lain dan merupakan kebenaran iman yang harus dipegang teguh oleh umat Kristiani.

Dogma Trinitas disahkan secara formal dan diajarkan dalam beberapa konsili ekumenis, yang paling penting adalah Konsili Nikea I (325 M) dan Konsili Konstantinopel (381 M). Konsili-konsili ini bertujuan untuk mendefinisikan dan menegaskan ajaran tentang Allah yang tunggal namun ada dalam tiga pribadi yang setara: Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.

Berikut adalah peran dari kedua konsili tersebut:

Konsili Nikea I (325 M): Konsili ini diadakan untuk menyelesaikan kontroversi mengenai Arianisme, yang mempertanyakan hubungan dan kesetaraan keilahian antara Yesus Kristus dengan Allah Bapa. Kredo yang dihasilkan oleh konsili ini menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah "sehakikat dengan Bapa", sebuah langkah penting dalam perumusan dogma Trinitas.

Konsili Konstantinopel (381 M): Setelah Konsili Nikea, masih ada perdebatan mengenai doktrin Trinitas, terutama terkait keilahian Roh Kudus. Konsili Konstantinopel dilangsungkan untuk menarik kesimpulan yang lebih lengkap dan menegaskan kembali ajaran Nikea, serta mendefinisikan kembali peran Roh Kudus sebagai "pribadi ketiga" yang ilahi.

Jadi, meskipun konsep Trinitas berkembang seiring waktu, kedua konsili ini adalah titik krusial dalam pengesahan dan perumusan formal dogma Trinitas dalam ajaran Kristen.

Itulah yang sampai saat ditulisnya Kasidi nomor 514 ini bagaimana AI menjelaskan Trinitas. Berikutnya Kasidi akan memaparkan secara singkat tesisnya yang mengatakan bahwa setiap orang yang mencoba membicarakan, menarasikan, menafsirkan, menjelaskan, dan lain sebagainya, maka sudah pasti ngawur dan ngawur. Mengapa? Karena seperti judul Kasidi nomor 514 ini, Trinitas, Kan Tuhan Yang Paham,  ya memang hanya Tuhan yang paham. Bapa dan Roh Kudus tentu saja juga paham, tetapi di antara manusia mana ada yang paham.

Nah, kalau paham saja tidak, lalu bagaimana tidak ngawur dan sok tahu kalau ada manusia, ulangi: manusia, berbicara tentang Trinitas.

Trinitas itu tentu Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Tidak ada satu manusia pun yang tahu tentang Bapa, satu manusia pun tidak ada yang tahu tentang Bapa. Sama sekali tidak ada, Kasidi menegaskan. Yang merasa tahu mungkin banyak.

Tentang Tuhan. Yang diketahui oleh manusia tentang Tuhan juga amat sangat sedikit, tidak lebih banyak dari yang dicatat dalam Injil padahal yang dicatat itu amat sangat sedikit. Begitu juga Roh Kudus, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun