Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Essi nomor 296 - Selaksa Mantra Buat Sang Guru Bangsa (5)

12 Mei 2025   18:20 Diperbarui: 12 Mei 2025   18:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.etsy.com/market/barley_field

Essi 296 -- Selaksa Mantra Buat
Sang Guru Bangsa (5)

Tri Budhi Sastrio

Engkau juga penerima banyak gelar diantaranya
doctor honoris causa
Datangnya dari tiga universitas terkemuka yang
ada di daratan Asia,
Yang satu dari negara maju yang terkenal
karena mekar bunga sakura,
Yang satunya lagi dari negara yang berlokasi di
tanah sejuta pagoda,

Dan yang terakhir berasal dari negeri yang
dianggap asal kamasutra.
Sebuah prestasi yang tak semua anak bangsa
berkesempatan mencicipinya.
Jawaharlal Nehru, Thammasat Anant Anantakul,
dan Soka semuanya
Dengan suka cita menganugerahkan tak hanya
bintang tanda jasa
Tetapi juga gelar paripurna bagi seorang sarjana
...doctor honoris causa ...

Kemudian pada bagian lain rancangan dan
rencana Sang Maha Kuasa ...
Inilah Remang-remang di Pantura terdengar
suara lembut si Litha S. Wijaya
Mengalun mendayu-dayu dari balik kaca Muara
tanda dimulainya sebuah acara
Yang engkau simak berlaksa kala sebagai
sarana penghibur jiwa dan pelipur lara.
Dan manakala si Litha lupa, engkau segera
mengutus caraka lewat dunia maya
Meminta agar tembang merdu penggugah jiwa
dikibar ke seantero nuswantara
Sebagai tanda peduli pada mereka yang sedang
          berjuang menyabung nyawa
Di remang-remang nyala pelita sukma
sepanjang jalan pantai utara pulau Jawa!
Ya, engkau memang selalu berpihak kepada
mereka yang konon kabarnya
Memang terus berjuang agar sesama anak
bangsa dapat ikut menjadi mulia!

Juga pernah seorang bernama Yahya yang
diangkat menjadi juru bicara
Bertutur tegar seandainya pendekar bangsa ini
menjadi pemimpin negara
Jauh sebelum gangguan raga di dalam
pembuluh jiwa mulai mengerogotinya
Mungkin sudah sejak lama negeri yang henti-
hentinya dipuja-puja para kelana
Mempunyai rona wajah tampilan dan nuansa
jejaring berbangsa yang berbeda,
Jauh lebih cerah, jauh lebih ramah, jauh lebih
indah khususnya bagi mereka
Yang selama ini merasakan getir dan pahitnya
hidup berbangsa bernegara
Di tanah tumpah darah kelahiran kakek dan
nenek buyut orang tua mereka,
Tetapi mungkin memang begitulah yang jadi
kehendak Yang Maha Kuasa!

Bangsa ini bangsa besar yang berdaulat tidak
hanya jiwa tetapi juga raga
Dan bangsa ini sudah merdeka sejak lama, sejak
satu sembilan empat lima.
Tetapi ketika berbicara tentang bahan dasar
pembuat tahu, tempe dan tauwa
Bangsa ini terpaksa membeli dari Amerika
sementara Amerika membelinya
Dari negara tempat lahirnya sepak bola yang
dimainkan bersama tarian Samba.
Wah, apa-apaan ini katamu lalu tanpa peduli
pada banyak cerca penuh hina
Engkau nekad pergi ke sana dan minta agar
bangsa besar yang sudah merdeka
Diperkenankan membeli bahan langsung tanpa
harus melalui makelar perantara
Yang sudah kaya raya dan tak lagi memerlukan
komisi sebagai perantara.

Essi 296 -- tbs/kas - SDA31122011 -- 087853451949

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun