Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 587: Bukan Omong Kosong

18 April 2022   12:32 Diperbarui: 18 April 2022   15:27 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/Victoria Baskaeva

Kasidi 587  Bukan Omong Kosong 

          Minggu pagi-pagi buta, tiga wanita luar biasa dengan sejumlah wanita lainnya yang sehari sebelumnya telah menyiapkan rempah-rempah sesuai dengan adat Yahudi pergi ke kuburan Tuhan untuk merempah-rempahi jasadNya. 

Tiga wanita yang dimaksud adalah Maria Magdalena, Yohana, dan Maria ibunda Yakobus. Ada wanita yang lain tidak disebutkan namanya, bukan karena mereka tidak penting, tetapi karena memang tidak ada yang mencatat. Bahkan, Maria Bunda Tuhan juga tidak dicatat.

          Pertanyaannya, apakah Maria Bunda Tuhan tidak ikut ke kuburan Tuhan pada pagi-pagi buta karena sedang bersedih atau karena adat orang Yahudi melarangnya? Tidak ada penjelasan tetapi yang jelas Bunda Maria tidak datang tentu bukan karena takut ditangkap. Buktinya pada hari kematian Tuhan di salib tidak sejengkal pun ibu yang luar biasa meninggalkan PutraNya. Jadi pasti bukan karena takut melainkan karena sebab yang lain.

          Jika ada yang bisa menerangkan hal ini tentu misteri ribuan tahun ini akan terungkap sehingga orang tidak lagi bertanya-tanya mengapa ibu yang sangat cerdas dan pemberani ini tidak ikut datang ke kuburan Putranya dan tidak ikut memberi rempah-rempah. 

Yang jelas alasan takut harus dibuang. Bunda Maria tidak mungkin takut. Tertidur bisa tetapi takut tidak. Adat orang Yahudi tidak membolehkan seorang ibu memberi rempah-rempah pada putra laki-lakinya bisa, tetapi karena tidak berani atau bingung atau resah rasanya tidak. Ayo siapa yang tahu apa alasan sebenarnya sehingga Bunda Maria tidak ikut ke kuburan pagi itu?

          Maria Magdalena juga tidak dicatat apa alasan sebenarnya mengapa dia nekad mendatangi kuburan Tuhan. Karena sangat berterima kasih telah disembuhkan dari kerasukan roh jahat? Ya mungkin saja. Karena dia sangat sayang dan cinta pada Tuhan? Mungkin saja. Alasan lain bisa saja ditambahkan tetapi alasan sebenarnya ya hanya wanita luar biasa ini yang tahu.

          Begitu juga dengan Yohana, Untuk apa wanita kaya raya yang suaminya bendahara penguasa pada waktu itu membahayakan diri sendiri datang ke kuburan Tuhan pada pagi-pagi buta? Wanita kaya dan bangsawan ini telah berulang kali menjadi penyandang dana bagi Tuhan tetapi apakah karena itu dia nekad ke kuburan Tuhan? 

Tidaklah dia takut jika tindakannya diketahui orang banyak dan kemudian mereka protes pada penguasa, maka tidak hanya dia yang terancam tetapi suaminya juga? Tidak ada yang tahu alasan sebenarnya karena memang tidak dicatat.

          Maria ibunda Yakobus juga tidak dicatat alasan sebenarnya ikut datang ke kuburan Tuhan. Apakah karena dia statusnya sebagai kerabat dekat yang mengharuskan dia untuk ikut memberi rempah-rempah pada 'keponakannya' ini sekaligus mewakili Bunda Tuhan? 

Tidak ada yang tahu. Apakah karena dia berhasil diajak oleh Maria Magdalena dan Yohana? Juga tidak ada yang tahu. Yang jelas dia tidak takut, tidak bingung, dan sangat berani.

          Lalu bagaimana dengan wanita lain yang cukup berani ikut ke kuburan Tuhan yang mati sebagai penjahat, pengkhianat dan penghujat? Juga tidak dicatat tetapi yang jelas mereka berani dan tidak takut.

          Konsep berani, tidak takut, juga tidak bingung dan kehilangan wawasan ini penting dikedepankan agar prilaku 'pengecut' para murid pria menjadi lebih nyata. Bayangkan saja, para murid pria melipat ekornya dan bersembunyi, sementara para murid wanita dengan dada membusung datang untuk merempahi  Tuhan.

          Itu dulu, lalu apakah sekarang kejadian yang sama masih terus terjadi? Yang pria takut dan bingung, yang wanita jauh lebih tegar dan berani? Kasidi yang ikut mendengarkan homili seorang Romo Paroki hanya angguk-angguk kepala dengan mata bersinar terang dan tajam. Sabtu Malam yang Hening dan Sepi yang dipenuhi oleh sinar lilin seakan tahu persis apa makna anggukan kepala itu.

          Kemudian yang lebih konyol lagi adalah ketika tiga wanita hebat berserta dengan wanita yang lain ini mengabarkan bahwa Tuhan sudah tidak ada di kuburan, Tuhan sudah bangkit seperti yang pernah disabdakanNya ketika di Galilea, eh  berita itu malah disambut sebagai berita omong kosong.

          Coba bayangkan, sudah penakut, sudah pengecut, sudah menyangkal, sudah berkhianat, 'tinggal gelanggang colong playu', eh ada berita KebangkitanTuhan malah dianggap omong kosong. Benar-benar luar biasa memalukan, bukan? Tidakkah mereka percaya pada Sabda Tuhan sendiri atau paling tidak ingat pada Sabda itu?

          Ini fakta dan realita yang dicatat waktu itu. Jadi ya tidak banyak yang bisa diperdebatkan. Yang bisa dicari adalah alasan mengapa para wanita sangat berani dan sangat berlawanan dengan stigma umum yang biasa dilekatkan para mereka yaitu, takut, resah, bingung dan tidak TAHU harus melakukan apa.

          Para wanita pemberani itu tahu harus melakukan apa dan memang itulah yang dilakukannya. Datang untuk merempahi Tuhan dan pulang untuk mengabarkan Kebangkitan Tuhan.

          Salah seorang Romo Paroki dengan cerdas menyampaikan bahwa semua itu bisa terjadi karena Rahmat Allah turun pada para wanita. Kasidi setuju seratus persen pada pendapat ini meskipun pada saat yang sama Kasidi menambahkan bahwa atas  Kehendak Allah juga para murid pria dijadikan tetap resah, bingung, takut, pengecut, dan berkhianat.

          Berita ini bukan omong kosong. Berita ini omong isi. Mereka bukan wanita omong kosong, mereka wanita omong isi. (Kasidi 587 -- 087853451949 -- tbs/sda18042022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun