Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 587: Bukan Omong Kosong

18 April 2022   12:32 Diperbarui: 18 April 2022   15:27 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/Victoria Baskaeva

Tidak ada yang tahu. Apakah karena dia berhasil diajak oleh Maria Magdalena dan Yohana? Juga tidak ada yang tahu. Yang jelas dia tidak takut, tidak bingung, dan sangat berani.

          Lalu bagaimana dengan wanita lain yang cukup berani ikut ke kuburan Tuhan yang mati sebagai penjahat, pengkhianat dan penghujat? Juga tidak dicatat tetapi yang jelas mereka berani dan tidak takut.

          Konsep berani, tidak takut, juga tidak bingung dan kehilangan wawasan ini penting dikedepankan agar prilaku 'pengecut' para murid pria menjadi lebih nyata. Bayangkan saja, para murid pria melipat ekornya dan bersembunyi, sementara para murid wanita dengan dada membusung datang untuk merempahi  Tuhan.

          Itu dulu, lalu apakah sekarang kejadian yang sama masih terus terjadi? Yang pria takut dan bingung, yang wanita jauh lebih tegar dan berani? Kasidi yang ikut mendengarkan homili seorang Romo Paroki hanya angguk-angguk kepala dengan mata bersinar terang dan tajam. Sabtu Malam yang Hening dan Sepi yang dipenuhi oleh sinar lilin seakan tahu persis apa makna anggukan kepala itu.

          Kemudian yang lebih konyol lagi adalah ketika tiga wanita hebat berserta dengan wanita yang lain ini mengabarkan bahwa Tuhan sudah tidak ada di kuburan, Tuhan sudah bangkit seperti yang pernah disabdakanNya ketika di Galilea, eh  berita itu malah disambut sebagai berita omong kosong.

          Coba bayangkan, sudah penakut, sudah pengecut, sudah menyangkal, sudah berkhianat, 'tinggal gelanggang colong playu', eh ada berita KebangkitanTuhan malah dianggap omong kosong. Benar-benar luar biasa memalukan, bukan? Tidakkah mereka percaya pada Sabda Tuhan sendiri atau paling tidak ingat pada Sabda itu?

          Ini fakta dan realita yang dicatat waktu itu. Jadi ya tidak banyak yang bisa diperdebatkan. Yang bisa dicari adalah alasan mengapa para wanita sangat berani dan sangat berlawanan dengan stigma umum yang biasa dilekatkan para mereka yaitu, takut, resah, bingung dan tidak TAHU harus melakukan apa.

          Para wanita pemberani itu tahu harus melakukan apa dan memang itulah yang dilakukannya. Datang untuk merempahi Tuhan dan pulang untuk mengabarkan Kebangkitan Tuhan.

          Salah seorang Romo Paroki dengan cerdas menyampaikan bahwa semua itu bisa terjadi karena Rahmat Allah turun pada para wanita. Kasidi setuju seratus persen pada pendapat ini meskipun pada saat yang sama Kasidi menambahkan bahwa atas  Kehendak Allah juga para murid pria dijadikan tetap resah, bingung, takut, pengecut, dan berkhianat.

          Berita ini bukan omong kosong. Berita ini omong isi. Mereka bukan wanita omong kosong, mereka wanita omong isi. (Kasidi 587 -- 087853451949 -- tbs/sda18042022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun