Kasidi 235 Â Empat Ikat Benang Kehidupan
Tatkala kutenun empat ikat benang kehidupan, lima puluh kuntum mawar kusulam pada masing-masing ujungnya, sementara tepat di tengah sulaman mutiara embun pagi kilauan surya empunya langit dan bumi merangkum semuanya dalam iman sederhana pertanda itulah karang perkasa ditengah gemuruh gelombang samudera.
Harapan agar semua jiwa dijauhkan dari hukuman kekal membara juga disulam di sana karena percaya bahwa Bunda Mulia selalu bersedia dan tak pernah kecewakan orang-orang berdosa. Salam laksana mantra yang didaraskan semata-mata percaya oleh orang-orang sederhana dan bukan karena sibuk  meminta-minta harta dunia, telah lama membawa tidak hanya sukacita tetapi juga damai cahaya mulia gembira setelah sengsara menyatukan asa sesama.
Kini empat tenun ikat bersulamkan gembira, mulia, cahaya dan sengsara, merentang di atas kepala semua orang yang percaya atau yang tidak percaya, agar keselamatan menjadi milik bersama.
Semoga nafiri yang dengan malu-malu ditiup dalam Kasidi 235 ini membawa alunan merdu harapan damai dalam kerendahan dan kemurahan hati insan-insan tak sempurna. Rindu pada Bunda akhirnya terobati karena percaya walau tak punya apa-apa kecuali dosa.
Begitulah jika Kasidi kembali terkesima pada mendiang istri tercinta yang pada Bunda Mulia rasa kagum dan total devosinya tak pernah lekang oleh panas atau lapuk oleh hujan. Engkau sungguh bahagia karena total percayamu pada Bapa dan Tuhan serta juga BundaNya seabadi bunga Desember yang selalu berulang mekar setiap hujan bulan itu datang. Kasidi no. Â 235 - -- tbs/sda - 01102016