Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 285: Ia Harus Makin Besar

28 November 2020   02:32 Diperbarui: 28 November 2020   03:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasidi 285  Ia Harus Makin Besar

'Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.'

Penggalan pernyataan hebat dan dahsyat ini diucapkan oleh pria paling 'besar' yang pernah dilahirkan dari seorang rahim wanita, yang kemudian diulang kembali walau dengan nada dan gaya berbeda oleh seorang pembunuh dan penganiaya besar para pengikut Jalan Tuhan, setelah ia bertobat.

Apakah ucapan dan pernyataan yang mirip perintah ini juga berlaku sekarang bahwa Dia harus semakin besar sementara kita sebaliknya? Tentu saja ya. Apalagi dalam kerendahan dan kemurahan hati yang ada memang hanya peluang untuk itu.

Dia yang menjadi penguasa langit dan bumi saja merendahkan diriNya sampai ke titik batasan terendahnya lalu bagaimana bisa kita melakukan hal yang sebaliknya? Tetapi itulah realita dunia nyata, apa yang dipahami sebagai sabda teladan tatkala tiba pada tataran giliran kita, berubah menjadi sabda pemanis bibir belaka.

Bukannya surut mundur lalu tak menjadi apa-apa eh malah 'ndompleng' melesat maju di depan Dia dan tegakkan dada laksana pasukan penggempur taklukkan semua penghalang sabda.

Mungkin ya wajar-wajar saja bagi adat dunia, bahkan Kasidi yang orang desa sering juga hampir tergoda, tetapi jika dua orang istimewa yang pernah hidup dan lahir di dunia begitu hebat dan setia melaksanakannya, eh lalu kita ini siapa kok malah sebaliknya dan sepertinya lantang berkata: 'Engkau memang tetap besar dan mulia, biarkan kami juga ikut menikmatinya.'

Tuhan dan SabdaNya memang sudah selayaknya meraja sehingga yang utama adalah melayani sesama yang menderita dan hina, sedangkan yang berkesempatan melakukan itu semua harus makin surut ke belakang, karena upah sudah diterima, upah melayani sesama. Kasidi no. 285 -- tbs/sda - 09112016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun