Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 299: Tak Setitik Pun Ada Keraguan

25 November 2020   12:18 Diperbarui: 25 November 2020   12:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joandowner5 on Pinterest

Kasidi 299  Tak Setitik pun Ada Keraguan

Embun bergelayut manja di rerumputan dan terang tanah mulai memantulkan kerlap cahaya indah. Desa kecil yang tenang damai akan segera ramai dengan desah kehidupan setelah semalam terlelap dibuai kerlip bintang di angkasa. Ada banyak pekerjaan menanti hari ini. Dua pintu kayu oak harus segera diselesaikan sementara tiga gambar sketsa lemari tiga pintu sudah sejak kemarin diterima.

Dia akan sibuk seharian membantu ayahnya. Ibunya? Seperti biasa kasih sayangnya yang hampir mendekati ritual kekaguman dan pemujaan akan kembali dirasakan. Dia harus belajar ini. Dia harus melakukan itu. Dia harus membaca ini. Dia harus menguasai itu. Pokoknya semua naskah gulungan harus dibacanya. Pokoknya semua ketrampilan kerja harus dikuasainya. Wanita paruh baya yang masih jelita itu memang tidak akan menunjukkan apa-apa di depanNya, tetapi Dia tahu betapa banyak yang akan dibisikkan pada suaminya semata-mata karena ada yang dianggapnya tidak dipelajari atau dibaca hari ini. Sang suami biasanya hanya diam walau sekali-kali akan menggelengkan kepalanya tetapi dari sinar matanya tampak jelas betapa dia sangat mencintai dan memuja istrinya.

Kalau sudah begini dia akan tersenyum dan berjanji melakukan semua yang diinginkan sehingga pria tua ini tidak lagi kena omelan. Dia tahu waktunya belum tiba karenanya ada banyak hal harus dikerjakan. Sementara cerita seputar kelahiranNya hanya sayup-sayup didengar dari jalinan percakapan sepotong-sepotong.

Kadang Dia juga heran bagaimana kehidupan yang begitu tenang dan damai suatu ketika harus berubah penuh badai yang menakutkan diselimuti oleh kebencian yang tak jelas asal-usulnya. Tetapi itulah suratan dan tugas yang diberikan padanya, tugas yang tak hanya menguras air mata orang-orang yang mencintaiNya, tetapi juga menghisap kehidupan. Lalu apakah ada walau setitik saja keraguan dalam dirinya untuk menuntaskan ini? Sama sekali tidak ada.

Kasidi no. 299 -- tbs/sda-23112016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun