Mohon tunggu...
Tri Annisa Larassati
Tri Annisa Larassati Mohon Tunggu... Jurnalis - Selalu semangat

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendaki Gunung Sampah di TPST Bantar Gebang?

21 Desember 2020   01:13 Diperbarui: 21 Desember 2020   05:20 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diperkirakan tahun 2022 TPST Bantar Gebang habis usianya, dengan jumlah sampah yang diperkirakannya 7.900 ton per hari, kapasitas maksimum lahan di Bantargebang akan penuh pada 2022. Dan, bila Bantargebang terus dipaksakan menerima kiriman sampah, maka ditakutkan akan berdampak buruk bagi lingkungan warga desa yang mengitari lahan TPST Bantargebang, entah itu longsor atau bagaimana, kan bahaya, tangkas Pak Roy.

Untuk itu pemerintah merencanakan untuk menerapkan program waste to energy, yaitu Intermediate Treatment Facility Sunter (ITF Sunter). ITF ini pengolahan sampah berkapasitas sebesar 2200 ton perhari, dan dapat menghasilkan listrik mencapai 35 MWH dan mampu mereduksi 80-90 persen dari bobot sampah yang masuk, begitu menurut Pak Roy Sihombing selaku Staff TPST Bantar Gebang.

Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan kampanye untuk mengurangi sampah yang akan masuk ke Bantargebang. Salah satunya kampanye program yang bernama 'Samtama' atau 'Sampah Tanggung Jawab Bersama' yang telah diluncurkan Anies Baswedan. Program ini adalah mengenai bagaimana mengolah sampah sejak dari hulu atau sumbernya dimulai dari rumah. Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah adalah dengan cara memilah-milah mana sampah yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Pemisahan juga dibedakan berdasarkan mana sampah organik dan mana sampah non-organik, sampah non-organik yang berupa plastik juga dapat disuplai ke bank sampah yang ada. Sampah- sampah kertas juga dipisahkan, dan jangan dicampur dengan cairan agar mudah untuk didaur ulang. Karna menurut pemaparan Pak Roy sendiri, jumlah sampah yang mendominasi adalah sampah organic atau sampah rumah tangga.

Jadi, walaupun ada solusi dari pemerintah, warga masyarakat sudah sepantasnya berkontribusi dalam hal mengurangi sampah. Maka dari itu sebagai warga yang budiman, sangat penting untuk belajar Pendidikan Lingkungan Hidup, agar kita bisa membuka mata dan hati kita akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun