Mohon tunggu...
Tresia Ambarita
Tresia Ambarita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplor Tempat Bersejarah di Kampung Majapahit

28 Oktober 2022   17:08 Diperbarui: 28 Oktober 2022   17:24 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo sobat PMM, pada modul nusantara kali ini kita diajak mengunjungi Kampung Majapahit. Perjalanan yang kami tempuh dari UPN JATIM ke Desa Bejijong sekitar 1,5 jam. Kampung Majapahit merupakan kampung yang berbasis Seni budaya, sejarah, alam, dan industri kreatif. Desa Wisata Majapahit terletak di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, saat saya sampai di kampung tersebut saya merasakan ada nuansa yang berbeda dengan kampung yang saya lewati sebelumnya.

Kenapa saya katakan nuansanya berbeda dari kampung saya lewati sebelumnya ? Karena disana kita dapat melihat banyaknya pemakaian batu bata merah eskpos pada struktur utama bangunan. Desain setiap rumah yang ada disana tidak jauh berbeda dari satu rumah ke rumah yang lainnya, strukturnya pun melebar  dengan dua pintu utama. Kemudian dibagian kiri dan kanan ada jendela yang terbuat dari kayu dengan model tradisional, bagian yang paling menarik dari bangunan rumah disana adalah area pagar berbentuk relief serta atap genteng berhiaskan ukel. Ketika kita masuk kedalam rumah, kita akan disambut dengan desain  khas rumah lawas  oleh perabotan kayu, dan rumah-rumah yang ada disana ikut jadi homestay bagi para wisatawan yang ingin merasakan sensasi tinggal di Rumah khas Majapahit.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Tidak hanya menawarkan pemukiman dengan ciri khas Majapahit, disini kita dapat juga menikmati wisata religi dan sejarah. Seperti yang menjadi daya tarik dikampung ini adalah Patung Sleeping Buddha ( Patung Buddha Tidur ), Patung Gautama ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Selain Patung Buddha Tidur, desa ini juga memiliki banyak patung buddha yang berukuran kecil tersebar  di area Maha Vihara tersebut, disisi lain tempat ini juga dipakai umat buddha untuk sembahyang dan  ada juga miniatur Candi Borobudur, serta ditemukan pohon maja. Konon katanya buah maja yang pahit merupakan asal usul nama Majapahit, patung ini menjadi patung buddha terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di Asia setelah Thailand. jadi buat sobat PMM kita tidak perlu lagi ke luar negeri untuk melihat Patung Buddha Tidur, dan ini bisa menjadi salah satu rekomendasi destinasi bagi traveler pecinta sejarah.

selain patung kita bisa juga mengunjungi Candi Brahu, candi ini terletak  tidak jauh dari tempat Patung Buddha Tidur. Candi ini memiliki ukuran sekitar 9,6 meter yang terdiri dari tumpukan batu bata merah  yang mempunyai berbagai macam ukuran, bentuk candi ini sendiri menyerupai pinggang manusia dibagian tengah dan mempunyai sudut yang banyak. Candi ini berbeda dari candi pada umumnya karena dibangunan candi ini tidak ditemukannya relief- relief pada bangunan candi tersebut, dan bentuk  menurut data yang ada bahwa candi ini dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Empu Sendok, pada masa itu candi ini digunakan sebagai tempat sembhayang.  Bangunan candi ini menghadap ke arah barat dan bentuk atap dari candi itu sendiri bersudut prisma dengan segi empat.

Dok. pribadi 
Dok. pribadi 

Setelah dari Candi Brahu perjalanan kita berlanjut lagi ke Candi Bajang Ratu, candi terletak di Dukuh Keraton, Desa Temon, Trowulan. Bentuk candi ini menyerupai gapura  dengan tangga naik  dan turun yang mirip dengan Gapura Kerajaan Majapahit pada masanya,  candi ini menghadap kearah timur dan barat selain itu bentuk atap dari candi itu berbentuk gunung yang mirip dengan limas dengan puncak persegi. Tidak seperti candi yang sebelumnya yang tidak memiliki relief justru candi ini memiliki relief seperti candi pada umumnya, didekat candi juga terdapat situs Kedaton dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala  yang ada.

Tidak hanya itu, disebelah timur Candi Bajang Ratu terdapat Candi Tikus, tidak kalah unik dari candi yang sebelumnya karena candi ini berada ditengah- tengah kolam air dan bangunan yang ada ditengah juga dikelilingi oleh bangunan yang sejenis tapi berukuran yang lebih kecil. Kenapa dinamakan Candi Tikus??? karena pada awal ditemukan candi ini merupakan sarang, makanya sampai sekarang candi ini dinamakan Candi Tikus..

Bukan hanya candi-candi yang unik saja ada di daerah tersebut, bahkan bekas pemukiman dan peralatan-peralatan pada masanya banyak juga ditemukan di Trowulan, dan yang lebih menariknya lagi ada makam Raden Wijaya. Makam ini dekat dengan Candi Brahu, Maha Vihara Majapahit dan area perkampungan. Menurut  narasumber yang ada tempat ini dipercaya oleh warga setempat sebagai tempat petilasan Raden Wijaya, makam tersebut sangat luas dengan adanya sebuah pohon yang besar sebagai tanda sekaligus memberi nuansa yang sejuk dan memiliki kesan yang mistis. Dibeberapa tempat juga disediakan tempat beristirahat bagi para peziarah yang datang kesana, tidak hanya makam Raden Wijaya saja yang ada disana bahkan makam isterinya Gayatri dan selir-selirnya beserta ajudannya juga ada disana berada dalam satu tempat. Selain ada makam dan sanggar pemujaan, disana juga terdapat sebuah sumber air yang dikenal dengan sumur suci bahkan sampai sekarang sumur ini perlahan berisi air. Sumur ini diyakini memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.

Dok. pribadi 
Dok. pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun